BACA JUGA:Misteri Batu Kebayan di Sumsel, Perwujudan Pengantin Wanita Korban Kutukan Si Pahit Lidah
Pemuda tampan tersebut memutuskan untuk menetap di desa tersebut dan memiliki seorang ibu angkat, seorang perempuan tua yang hidup sendiri.
Perempuan tua tersebut adalah sosok yang baik hati dan tinggal di rumah yang terpencil agak jauh dari rumah-rumah penduduk lainnya.
BACA JUGA:Sakti Mandraguna, Tiga Aliran Silat Bengkulu, Ternyata Warisan Si Pahit Lidah
BACA JUGA:Tokoh Sakti Mandraguna dari Aceh, Tapak Kakinya Menyerupi Kolam, Begini Legenda Tapak Tuan di Aceh Selatan
Ia sangat bahagia karena memiliki seorang anak angkat yang rajin dan baik. Lama kelamaan, keberadaan pemuda tersebut diketahui oleh penduduk lainnya.
Muda-mudi setempat pun datang dan menyukai pemuda tampan dan baik tersebut.
Kehadiran pemuda itu juga memberikan manfaat bagi ibu angkatnya, karena ia mendapatkan bantuan dari penduduk lainnya.
BACA JUGA:Asal Usul Danau Tes, Ada Ular Kepala Tujuh, Serta Bekas Tapak Kaki Si Pahit Lidah, Benarkah?
BACA JUGA:Danau Merah di Perbatasan Provinsi Bengkulu, Konon Simpan Mustika Merah Delima, Berikut Kisah Lengkapnya
Beberapa perempuan juga jatuh hati pada pemuda tersebut, sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan hati pemuda tersebut.
Kemudian, dengan menggunakan kekuatannya, pemuda tersebut mengubah penampilannya menjadi buruk dan terkena penyakit kulit seperti kurap, serta mengeluarkan bau yang tidak sedap.
BACA JUGA:Bikin Merinding, Ada Kelabang Raksasa dan Aroma Wangi Malam Hari, Misteri Danau Merah Di Sumatera
BACA JUGA:Ingat! Akses Danau Dendam Tak Sudah Ditutup 1 Mei Hingga Desember 2023
Ternyata, semua penduduk menjauhinya dan merendahkannya. Bahkan, ada yang pernah meludahinya.
Kebaikan yang sering ditunjukkan oleh pemuda tersebut seolah lenyap begitu saja.
Suatu ketika, salah satu gadis desa akan menikah.
Bujang Kurap yang tidak diundang datang ingin bertemu mempelai wanita tersebut.
BACA JUGA:Objek Wisata Danau Kembar di Kaur Terancam Hilang, Abrasi Terus Menggerus Daratan
BACA JUGA:Pesona Danau Kawutan Serunting di Bengkulu, Mirip Danau Toba, Eksotis dan Menantang
Namun sayangnya, bujang kurap ditolak, diusir, dan dihina. Di hadapan penduduk yang sedang berkumpul, bujang kurap mengatakan bahwa ia akan pergi dari desa tersebut jika penduduk mau menerima tantangannya, yaitu mencabut tujuh batang lidi yang tertanam di tanah.
Sambil tertawa merendahkan, semua penduduk setuju dengan tantangan tersebut.
BACA JUGA:Danau Kuranding, Surga Tersembunyi di Desa Tanjung Beringin
Namun setelah satu per satu pemuda dan warga desa mencoba mencabut lidi itu, tidak ada satupun yang mampu mencabut lidi-lidi tersebut.
Akhirnya, bujang kurap mendekati lidi-lidi tersebut sambil berkata,
"Jangan pernah merendahkan sesama manusia, jangan menilai seseorang hanya dari penampilannya. Karena pada dasarnya, manusia sama dan saling membantu serta membutuhkan satu sama lain."
BACA JUGA:INI DIA! Kunci Jawaban Tebak Kata Shopee Tantangan Harian Hari Ini Kamis 1 Juni 2023
BACA JUGA:Tak Punya Keturunan, BKN Izinkan PNS Laki-laki Berpoligami, PNS Perempuan???
Setelah itu, dengan kekuatannya, Bujang Kurap berhasil mencabut lidi-lidi tersebut.
Anehnya air pun mengalir dari lubang bekas lidi-lidi tersebut.
Tanah itu terus memancarkan air hingga terjadi banjir yang menenggelamkan semua yang ada di desa tersebut, dan desa itu berubah menjadi sebuah danau, yaitu Danau Rayo.
BACA JUGA:Niat Bakar Sampah Malah Melebar ke Lahan Perkebunan, Warga Desa Pagar Dewa Panik