Sejak benih ditebar, hujan tak kunjung turun. Akibatnya saat ini benih sudah banyak yang layu dan tidak tumbuh normal.
"Akibat kemarau dan el nino lahan sawah sudah pecah pecah," imbuhnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kaur, Lianto SP membenarkan jika sebagian besar lahan sawah di Kaur terancam gagal tanam.
BACA JUGA:Dua Rumah Kontrakan di Bengkulu Kebakaran Hebat, Ternyata Ini Penyebabnya
BACA JUGA:Setelah Shalat Dhuha Baca Doa Ini, Dosa Berguguran Rezeki Melimpah
Karena sebagian besar mengandalkan air hujan. "Semoga hujan cepat turun. Bantuan mesin penyedot air yang kami salurkan tidak mampu memenuhi semua kebutuhan petani," tutupnya.
Selain menyebabkan ribuan hektar lahan sawah di Kaur tidak bisa ditanami, kemarau dan el nino juga mengancam masyarakat Bengkulu Selatan.
BACA JUGA:Galbay Pinjol? Segera Lakukan 8 Langkah Ini Agar Data Anda Tidak Disebar
Ribuan hektar lahan sawah tadah hujan di Bengkulu Selatan juga tidak bisa digarap akibat kekringan dampak kemarau dan el nino.
Seperti hamparan Senangun, Paluah dan Jambat Akar Desa Tanggo Raso Kecamatan Pino Raya.
Sementara hamparan Lembak dan Telung Desa Lubuk Sirih Ulu Kecamatan Manna sudah ditanami padi oleh masyarakat.
BACA JUGA:Ternyata Pinjam Saldo DANA di Bukalapak, Shopee, dan Julo Tak Perlu KTP, Begini Caranya
BACA JUGA:Menko Pastikan Penerima Bansos Tetap Bisa Mendaftar Program Kartu Prakerja 2023 Gelombang 61
Namun saat ini tanaman padi di dua hamparan itu sudah mulai layu dan ada yang mati lantaran kekurangan air akibat kemarau dan el nino.
Selain persoalan pertanian, sebagian warga juga sudah kesulitan mendapatkan air bersih. Khususnya mereka yang tinggal di daerah tinggi dan jauh dari sumber air bersih.