Untuk mengatasi masalah ini, pastikan bahwa usaha Anda terorganisir dengan baik dan memiliki laporan penjualan dan pengeluaran yang dapat meyakinkan pihak bank.
Usaha yang baru dimulai juga seringkali ditolak saat pengajuan. Sebaiknya biarkan usaha Anda berjalan selama minimal 6-12 bulan sebelum mengajukan KUR, hal ini akan membantu Anda lebih memahami bisnis yang Anda jalankan.
BACA JUGA:Bukan KUR, Pinjaman Uang di BRI Ini Tanpa Jaminan dengan Cicilan Rp 100 ribuan, Yuk Simak...
3. Memberikan Data Palsu saat Survei KUR
Masalah lain adalah ketika pihak yang mengajukan pinjaman memberikan informasi yang tidak jelas atau terkesan bervariasi selama survei.
Ini dapat menciptakan keraguan terhadap kredibilitas usaha yang diajukan. Untuk menghindari masalah ini, berikan informasi yang jelas dan akurat saat survei, termasuk data keuangan dan asal usul stok barang.
4. Kuota KUR Penuh atau Terisi
Berbeda dengan pinjaman konvensional, KUR memiliki kuota dan alokasi tahunan. Jika kuota sudah terpenuhi, Anda dapat mencoba mengajukan pinjaman di bank lain yang masih memiliki kuota KUR.
Misalnya, jika KUR Mikro BRI telah mencapai kuota penuh, Anda dapat mencoba KUR di bank Mandiri, BNI, atau bank lainnya.
5. Menggunakan Produk KUR dari Bank Lain
Pinjaman KUR adalah produk yang diperuntukkan bagi wirausaha yang ingin mengembangkan bisnisnya.
Biasanya, satu usaha hanya dapat mengajukan satu kali aplikasi KUR. Jika Anda telah menerima KUR dari bank sebelumnya, Anda tidak dapat mengajukan KUR di bank lain.
Solusinya adalah melakukan penambahan pinjaman (top-up) melalui bank yang awalnya memberikan KUR Anda.
BACA JUGA:Tabel Angsuran Pinjaman KUR BRI 2023 Rp 500 Juta per 15 September 2023 Bunga 0,2 Persen per Bulan
Ini dapat dilakukan jika Anda memiliki catatan pembayaran yang baik dan pinjaman telah berjalan setengah dari masa tenor atau minimal satu tahun.