Meski fenomena kabut tidak terlalu membayakan bagi kesehatan, Hen meminta masyarakat harus tetap mewaspadai kabut tebal yang terjadi. Salah satunya saat masyarakat beraktivitas di pagi hari dengan mengendarai kendaraan harus berhati-hati.
“Meskipun kabut tidak berdampak langsung kepada kesehatan karena tidak menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut (Ispa) karena partikel yang ada pada kabut tebal. Tetapi adanya kabut juga dapat mengganggu aktivitas masyarakat berupa batas jarak pandang,” terangnya.
Sebelumnya, Prakirawan BMKG Stasiun Fatmawati Sukarno Anjasman, mengatakan fenomena kabut di Provinsi Bengkulu akibat asap kiriman kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Sumatera Selatan.
Selain itu, cuaca cerah membuat uap air yang datang dari laut masuk ke daratan membentuk kabut.
Sementara itu, masyarakat di Bengkulu sudah sangat merindukan turunnya hujan. Terutama para petani dan masyarakat yang tinggal di daerah sulit air bersih.
BACA JUGA:Program TMMD di Bengkulu Selatan Selesai Sudah, Hasilnya Luar Biasa, Ini Wujudnya
BACA JUGA:Lebih Sporty dan Dibanderol Rp 14 Juta, Yamaha Ray ZR 125 Siap 'Lumat' Honda Beat
Dampak kemarau panjang ini, ribuan hektar lahan sawah masyarakat tidak bisa digarap dan gagal panen. Ratusan hektar tanaman jagung gagal panen, ribuan hektar kebun kelapa sawit tidak produksi maksimal.
Kemudian ribuan kepala keluarga (KK) kesulitan mendapatkan air bersih. (red)