Nelayan Hanyut, Ratusan Rumah Terendam

Nelayan Hanyut, Ratusan Rumah Terendam

SEMAKU – Intensitas hujan yang tinggi yang terjadi dalam beberapa hari terakhir patut diwaspadai. Debit air yang tinggi membuat beberapa sungai meluap hingga menggenangi rumah-rumah warga. Di Kabupaten Seluma, terdata 241 unit rumah terendam saat hujan Rabu (29/9) sore. Begitupun di Kabupaten Kaur. Dari data yang dihimpun Rasel, ada 211 rumah yang terendam. Bukan hanya itu, 11 warga yang berprofesi sebagai nelayan, hanyut setelah terbawa arus sungai.

Sementara di Kabupaten Bengkulu Selatan (BS), sejauh ini belum terpantau. Hanya jalanan di beberapa titik dalam wilayah Kota Manna terendam hingga membuat pelaku usaha dibuat panik menyelamatkan barang dagangannya. Terbaru, kemarin (30/9), satu unit rumah warga Desa Padang Beriang Kecamatan Pino Raya rusak setelah tertimpa pohon kelapa sawit berukuran besar.

Di Kabupaten Seluma, 241 unit rumah yang mengalami kebanjiran tersebar di beberapa desa. Rinciannya, Desa Bakal Dalam 15 unit, Napalan 13 unit, Tebat Sibun 10 unit, Desa Taba 193 unit, dan Desa Talang Padang 10 unit rumah. Meski banjir sudah mulai surut, cuaca yang kurang bersahabat membuat warga terus-terusan merasa was-was banjir kembali meninggi.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Seluma, Pauza Aroni, SE, mengaku sudah melakukan evaluasi warga terdampak banjir. Petugas BPBD Seluma dengan kecamatan dan desa juga terus berkoordinasi untuk mengantisipasi korban jiwa yang ditimbulkan. "Dari kejadian di Kecamatan Talo Kecil, banjir melanda 241 unit rumah. Curah hujan yang tinggi membuat air masuk ke perumahan warga,” tegas Pauzan, kemarin.

BPBD Seluma telah menyalurkan bantuan tanggap darurat kepada para korban banjir di Kecamatan Talo Kecil. Kemarin, bantuan diserahkan langsung Asisten III Marhakidinata, M.Pd bersama petugas BPBD Seluma. Untuk mengantisipasi bencana, BPBD Seluma berkoordinasi dengan Dinas PUPR Seluma untuk menyiagakan alat berat.

Termasuk meminta petugas siaga bencana kecamatan untuk selalu melaporkan setiap kejadian di wilayah masing-masing. “Kami juga sudah menyiapkan sembako seperti beras, mie instan, air mineral, serta perlengkapan masak untuk mengantisipasi terjadi bencana. Termasuk menyiagakan alat berat, agar dapat dikerahkan ketika dibutuhkan,” beber Pauzan.

Selain rumah terendam, Pauzan menginformasikan jika kemarin (30/9) pagi, akses Desa Pasar Seluma sempat terputus akibat badan jalan terendam banjir. "Luapan air Sungai Seluma cukup tinggi, jadi sulit dilalui kendaraan," tegasnya. Masyarakat Desa Pasar Seluma disebut Pauzan masih bersiaga untuk keluar dari wilayahnya. “Siangnya, kondisi banjir mulai surut sehingga kendaraan sudah dapat melintas kembali,”

Kabupaten Kaur

Di Kabupaten Kaur, tak hanya merendam 211 rumah, saat hujan deras terjadi Rabu (29/9), 11 warga hanyut terbawa arus sungai. Banjir bandang ini terjadi lantaran jebolnya bendungan dan juga luapan anak sungai dalam Kota Bintuhan sehingga menggenangi pemukiman penduduk.

Sebelas warga yang hanyut akhirnya berhasil diselamatkan setelah mereka bergantungan di perahu yang ikut terbawa air sungai. Mereka mendarat di Pelabuhan Linau. Sejauh itu, tak ada korban jiwa. Namun kerugian material akibat banjir ditaksir mencapai ratusan juta.

"Untuk warga yang hanyut berhasil diselamatkan nelayan yang sedang melaut. Alhamdulillah tak ada korban jiwa," kata Kapolres Kaur AKBP Dwi Agung Setyono, S.IK, MH disampaikan Kapolsek Kaur Selatan, Iptu Edy Supriantno, SE. Sebelas warga tersebut terbawa arus setelah Tempat Pelelangan Ikan (TPI) meluap hingga perahu berhanyutan Rabu (29/9) pukul 19.30 WIB

Namun, di saat mencoba menyelamatkan perahu, justru 11 warga ikut terbawa arus sungai. Mereka adalah Andra (30), Agus (35), Ujang An (60), Yoza (25), Merwan (30) Robi (40), Bembi (27), Yadi (26), Oza (23), Hendra (20), dan Yadi (30). "Sebelas orang ini berniat menyelamatkan sampan mereka yang terparkir di tepi Pantai TPI Pasar lama. Namun saat menambatkan perahu malah terseret arus sungai Babakan dan terseret ke tengah laut. Akibat kejadian ini, 30 unit perahu nelayan hanyut. Beberapa diantaranya sampai siang tadi (kemarin) masih dalam proses pencarian oleh nelayan," imbuh Kapolsek .

Pantauan Rasel di lokasi lain, di Desa Jembatan, air merendam kurang lebih 10 rumah. Selain itu pohon mangga tumbang yang hampir mengenai rumah warga. Sedangkan di Desa Pengubaian, tembok pagar rumah warga rubuh panjang lebih kurang 20 meter akibat diterjang arus Sungai sekunyit.

Bukan hanya itu, jembatan penghubung Desa Sekunyit dan Desa Pengubaian ambruk akibat diterjang arus air muara Sekunyit. "Seorang warga, yang sedang lewat di atas jembatan menggunakan sepeda motor Beat tiba-tiba terjatuh akibat jembatan ambruk. Tapi berhasil diselamatkan," tegas Kapolsek.

Sementara itu Kepala BPBD Kaur Ujang Syafiri, S.Pd menambahkan, bencana lain di Kecamatan Kaur Selatan terjadi di Desa Tanjung Besar. Setidaknya 30 rumah terendam dengan ketinggian air rata-rata 40 sentimeter, Sedangkan Desa Kepala Pasar Rumah 20 ruma, Desa Air Dingin satu rumah. "Desa Gedung Sako 2 tercatat 50 rumah dan Desa Padang Genteng ada 80 rumah ikut tergenang air," imbuhnya.

Disisi lain, Camat Kaur Selatan Alimin,S.Pd menambahkan, di Desa Selasih ada 20 rumah yang terendam. Bahkan jalan lalu lintas ikut tergenang air. Bukan hanya itu, ada salah satu penjual buah yang berada di pinggir jalan semua daganganya habis terbawa arus sungai. Kawasan kantor camat ikut terendam dan kendaraan tidak bisa melintas selama beberapa jam. "Pagar rumdin Wabup juga ambruk disapu banjir. Banyak sawah ikut terendam. Dan kami masih melakukan pendataan," sebut Alimin.

Data lainnya, adanya pohon tumbang di Desa Pagar Dewa Kecamatan Tetap arah menuju Hulu tetap menutupi badan jalan. Atas kejadian itu mobil tidak bisa melewati.

Bengkulu

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu menyebut seluruh wilayah Provinsi Bengkulu rawan banjir dan tanah longsor. Tingkat kerawanan dibagi dalam kategoti rendah, sedang dan tinggi. Kasubdit Bidang Tanggap Darurat BPBD Provinsi Bengkulu, Cevy Afandi, S.Pd, mengatakan kerawanan bencana longsor dan banjir meningkat setiap tahunnya menyusul maraknya alih fungsi lahan menjadi perumahan dan peruntukan lain, khususnya di Kota Bengkulu. Potensi banjir dan tanah longsor juga terjadi di wilayah Seluma, Bengkulu Selatan dan Kepahiang.

“Hujan lebat yang melanda Kota Bengkulu dan sekitarnya menyebabkan genangan air di sejumlah titik. Bukan hanya wilayah Tanjung Agung, tetapi sudah merata,” kata Cevy, Kamis (30/9). Cevi mengatakan, hujan lebat yang melanda wilayah Provinsi Bengkulu dalam beberapa hari terakhir dilaporkan menyebabkan bencana banjir di Kecamatan Kaur Selatan dan Seluma.

Data BPBD, terdapat sejumlah desa yang terdampak banjir di Kaur. Bahkan ada nelayan di Kaur sempat tersapu banjir namun berhasil diselamatkan. "Saat ini laporan baru masuk dari Kaur, pendataan masih dilakukan," katanya. Prakiraaan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu, sejumlah wilayah Provinsi Bengkulu dalam beberapa hari kedepan akan dilanda hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi yang lama. Hujan lebat dalam durasi lama dikhawatirkan dapat menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor.

Kasi Data dan Informasi BMKG Bengkulu Anang Anwar mengatakan hujan lebat berpotensi terjadi di wilayah Bengkulu Tengah dan Semaku (Seluma, Manna/Bengkulu Selatan dan Kaur) pada 1 Oktober 2021. “Masyarakat juga kita imbau waspada potensi gelombang tinggi di Perairan Bengkulu, Samudera Hindia Barat Bengkulu dan Enggano. Serta potensi angin kencang di Pesisir Barat Bengkulu dan kepulauan Enggano,” demikian Anang.

Kabupaten Bengkulu Selatan

Peristiwa lain, sebuah pohon kelapa sawit berukuran besar tumbang menimpa rumah milik Mulyan, warga Desa Padang Beriang Kecamatan Pino Raya, Kamis (30/9) sore. Peristiwa itu terjadi saat wilayah setempat dilanda badai serta hujan gerimis. Akibatnya, rumah mengalami rusak dan setengah dari atap bangunan ringsek.

Kades Padang Beriang, Sukurdin mengaku kejadian sekitar pukul 15.00 WIB. Saat itu, pemilik rumah tengah beristirahat di dalam. Namun, secara tiba-tiba rumahnya dihantam pohon sawit dan langsung menarik perhatian warga sekitar. “Pemilik rumah bernama Mulyan. Tapi dihuni Wawan beserta isteri dan dua orang anaknya. Saat kejadian, Wawan tengah beristirahat di ruang tengah. Sementara isterinya di dapur dan sempat terkena material bangunan yang tertimpa pohon tumbang,” kata Sukurdin.

Sedangkan hujan deras Rabu (29/9) sore membuat beberapa jalan di Kota Manna banjir hingga menggenangi beberapa warung dan toko. Salah satunya warung manisan Aswin (34), di Jalan Kolonel Berlian, Kelurahan Kota Medan, Kecamatan Kota Manna. Air meluap setelah siring yang berada di sisi badan jalan tak mampu menampung debit air.

Genangan air juga terpantau di Jalan Ahmad Yani Kelurahan Tanjung Mulya. Penyebabnya sama yakni siring. Dani (28), pemilik toko perlengkapan peliharaan (Petshop), di Jalan Ahmad Yani, sempat dibuat kewalahan. Terlebih arus lalulintas kendaraan khususnya mobil semakin menambah gelombang hingga masuk ke tempat usahanya. “Agar tidak masuk, kami halangi dengan ban (bagian dalam) yang berisi pasir. Setidaknya mengurangi. Tapi air ini cepat surut. Ketika berhenti, air berangsur berkurang,” ujar Dani. (tim)

Sumber: