Pendapatan Berkurang, Bengkulu Selatan “Krisis Keuangan”

Pendapatan Berkurang, Bengkulu Selatan “Krisis Keuangan”

BENGKULU SELATAN - Tahun depan Kabupaten Bengkulu Selatan (BS) diprediksi akan mengalami “krisis keuangan” lagi. Dalam Rancangan APBD tahun anggaran 2022, pendapatan kembali berkurang dari tahun 2021. Jika pendapatan menurun, pengalokasian anggaran untuk belanja juga turun.

Hal itu tentunya akan berdampak dengan kegiatan pembangunan di daerah. “Dalam draf RAPBD 2022 yang disampaikan ke kami (Banggar DPRD), pendapatan tahun depan menurun dibanding tahun ini. Berkurang sekitar Rp 20 miliar,” kata Ketua DPRD BS, Barli Halim, SE.

Dikatakan Barli, pendapatan di RAPBD 2022 berkurang disebabkan karena adanya pengurangan kucuran DAU dari pemerintah pusat. Alokasi DAU yang dikurangi secara otomatis membuat pendapatan di RAPBD berkurang. Sebab kucuran DAU dari pemerintah pusat menjadi salah sumber pendapatan terbesar untuk APBD BS.

“DAU dari pemerintah pusat berkurang, otomatis jumlah pendapatan juga turun,” ujar Barli.

Proses pembahasan RAPBD 2022 sudah berjalan. Badan Anggaran DPRD dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) sudah melakukan rapat membahas draf RAPBD. Namun draf dikembalikan ke TAPD lantaran defisit yang membengkak. DPRD ingin TAPD menurunkan defisit sehingga pendapatan dan belanja dapat seimbang.

Waktu pembahasan RAPBD 2022 tinggal tersisa kurun satu bulan lagi. Berdasarkan aturan RAPBD 2022 wajib disahkan satu bulan sebelum tahun anggaran berakhir atau paling lambat tanggal 30 November. “RAPBD 2022 segera dibahas. Diupayakan dapat disahkan tepat waktu,” tutup Barli. (yoh)

Sumber: