Pemkab Pastikan Sebelum Lebaran Jembatan Selepah Selesai Diperbaiki
RASELNEWS.COM, BENGKULU SELATAN - Pemkab Bengkulu Selatan (BS) segera mengambil langkah penanganan jembatan Selepah, penghubung Desa Suka Bandung-Desa Penandingan Kecamatan Seginim, yang putus dan menelan dua korban jiwa, pada Rabu (20/4) siang.
Bahkan, Wabup BS, H.Rifa'i Tajuddin didampingi Sekda BS, Sukarni, Plt Kepala Dinas PUPR BS, Tedy Setiawan sudah meninjau langsung jembatan tersebut, beberapa saat pasca musibah terjadi.
“Pastinya Pemkab BS turut berduka cita atas peristiwa ini. Semua korban harus ditangani dengan baik. Sementara jembatan, sebelum lebaran sudah bisa digunakan kembali karena ini salah satu akses warga setempat," pungkas Wabup.
Plt Kepala Dinas PUPR BS, Tedy Setiawan mengaku pihaknya telah turun ke lokasi untuk menghitung jumlah material yang dibutuhkan dalam upaya perbaikan, agar sebelum Idul Fitri 1443 Hijriah sudah bisa dilalui.
"Dengan ambruknya jembatan tersebut nantinya perbaikan rehap menggunakan dana pemeliharaan, dan terkait berapa besar dana yang dibutuhkan setelah bagian teknis menghitung kebutuhan material di lapangan," terang Tedy Setiawan.
Dikatakan Tedy, kondisi jembatan gandung tersebut kondisinya memang sudah cukup memperihatinkan. Terlebih dasar jembatan terbuat dari papan, yang sebagian sudah rapuh. Selama ini memang selalu dilakukan perbaikan lantai jembatan.
Sedangkan untuk perbaikan rangka jembatan hanya sebatas pengecatan dan pemeliharaan. Tedy juga mengimbau, setelah perbaikan nanti, sebaiknya sementara waktu tidak ada kendaraan roda empat yang melintasi jembatan. Hal ini untuk mencegah hal serupa.
Gubernur Kunjungi Korban
Di sisi lain, Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah menyempatkan diri membesuk keluarga korban, dengan didampingi Wabup H. Rifa'i Tajuddin dan jajaran Pemprov Bengkulu yang terdiri dari BPBD dan Dinas PU Provinsi.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur juga menyerahkan paket bantuan berupa uang duka dan barang-barang kebutuhan sehari-hari kepada keluarga korban meninggal.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur turut berduka cita yang mendalam atas musibah yang menimpa para korban dari putusnya jembatan tersebut. "Dengan adanya musibah seperti ini, diharapkan pembelajaran, dan tidak perlu ada yang disalahkan. Terkhusus jalan umum yang dilewati agar dipasang palang peringatan sebagi bentuk iktiar kehati-hatian menghindarkan bahaya," pungkas Rohidin.
Tujuh Tahun Rusak
Sementara itu, menurut Kades Penandingan Kecamatan Air Nipis, Yahudin (45), kondisi jembatan gantung Selepah, yang putus Rabu (20/4) setelah dilewati Mitsubishi Canter BH 7845 FU, sudah tujuh tahun dalam kondisi rusak.
Jembatan yang dibangun pada tahun 2002 itu terakhir direhab pada tahun 2015 silam. Itupun bukan rehab total, melainkan hanya lantai yang direhab serta pengecatan tali seling dan besi penyangga.
“Memang sudah lama rusak dan tidak layak fungsi. Namun, karena jembatan ini merupakan jalur alternatif yang paling strategis oleh warga desa kami, makanya tetap digunakan, meski kondisinya rusak rusak parah,” ungkapnya.
Menurut Yahudin, panjang badan jembatan mencapai 60 meter dengan ketinggian dari permukaan air Sungai Nipis mencapai 10 meter. Dengan panjang tersebut, maka dengan sangat wajar bila terjadi guncangan yang keras ketika mobil ataupun motor melintas di atas jembatan.
Jembatan Selepah sendiri hanya disanggah oleh dua tali seling utama yang berada di sisi kanan dan kiri atas jembatan. Sementara bagian lantai jembatan tersusun atas lapisan besi baja dengan lebar sekitar 2,5 meter.
“Pascamusibah ini (kecelakaan minibus), kondisinya sudah putus total. Artinya jembatan gantung tersebut perlu dibangun ulang agar bisa layak fungsi. Kalau hanya sekedar rehab biasa, kami yakin kekuatannya tidak bertahan lama,” imbuh Yahudin seraya menambahkan jika bangkai mobil yang terjun ke sungai tersebut, sudah dievakuasi oleh petugas gabungan TNI-Polri dan BPBD BS.
Korban Sudah Pulang
Terpisah, Kepala UGD RSUD Hasanuddin Damrah BS, Edwin mengaku, ketiga pasien korban kecelakaan minibus semuanya sudah diperbolehkan pulang setelah sempat dirawat lebih kurang lima jam di UGD. Hal ini karena kondisi pasien sudah membaik dan sudah bisa dirawat jalan.
“Yang sempat dirawat di sini (UGD), Semsi (37) warga Desa Penandingan serta Yupi (32) dan Mihar (40) warga Desa Sukarami Kecamatan Air Nipis. Rabu (21/4) sekitar pukul 08.00 WIB, mereka sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya mulai sehat,” ujarnya kepada Rasel siang Kamis (21/4).
Terkhusus untuk Semsi dan Yupi sambung Edwin, sebelumnya memang minta izin untuk lebih dulu dipulangkan. Pasalnya, dalam tragedy itu, anak perempuannya Mahira (6) meninggal dunia. “Korban meninggal dunia ada dua orang, yaitu Mahira (6) dan Silas (37). Nah Mahira ini adalah anak Semsi dan Yupi,” sebut Edwin. (one/rzn)
Sumber: