Kasus Stunting di Bengkulu Masih Tinggi, Ini Upaya Pemprov

Kasus Stunting di Bengkulu Masih Tinggi, Ini Upaya Pemprov

Wagub Bengkulu H. Rosjonsyah selaku Ketua TPPS Provinsi Bengkulu saat melakukan kunjungan kerja ke Bengkulu Selatan dalam rangka pendampingan penurunan stunting.-Wawan Suryadi-raselnews.com

BENGKULU, RASELNEWS.COM -Kasus stunting atau kurang gizi karena kurangnya asupan pada anak di Provinsi Bengkulu masih tinggi yakni 22,1 persen.

Pemerintah Provinsi Bengkulu menargetkan penurunan stunting pada tahun 2024 sebesar 12,55 persen.

Penurunan kasus stunting ini menjadi program prioritas pemprov kedepannya.

BACA JUGA:Meteran Listrik Rumah Sekretaris Dishub Bengkulu Selatan Diputus PLN

Sekretaris Provinsi Bengkulu, Hamka Sabri mengatakan, ada sejumlah program yang dilaksanakan dalam menurunkan angka stunting di Bengkulu, yakni menetapkan tim percepatan penurunan stunting tingkat provinsi.

Kemudian, melakukan fasilitasi, supervisi, pembinaan dan pengawasan penerapan 8 aksi konvergensi untuk meningkatkan keterpaduan intervensi gizi spesifik dan sensitif bagi keluarga sasaran prioritas.

"Peran provinsi dalam percepatan penurunan stunting adalah merumuskan kebijakan daerah yang mendukung upaya percepatan penurunan stunting di Provinsi Bengkulu," kata Hamka.

BACA JUGA:Butuh Bibit Padi dan Jagung, Distan Bengkulu Selatan Datangi Kementan

Upaya selanjutnya adalah memberikan bantuan tenaga teknis dan pelatihan untuk memperkuat kapasitas kabupaten/kota dalam melaksanakan aksi konvergensi dan aksi integrasi.

Pihaknya juga mendorong bupati/wali kota berkomitmen dan melaksanakan secara aktif upaya percepatan penurunan stunting.

"Penurunan stunting ini juga perlu sinergitas semua pihak melalui kebijakan dan program lintas sektor," ujar Hamka.

BACA JUGA:Polres Bengkulu Selatan Dirikan 3 Pos Nataru

Menurutnya, Indonesia masih dihadapkan berbagai permasalahan seperti kemiskinan, masalah gizi dan kesehatan.

Salah satu masalah gizi yang belum terselesaikan hingga kini adalah stunting.

Di mana berdasarkan hasil studi status gizi Indonesia tahun 2021 prevelensi stunting atau anak balita yang mengalami gizi buruk/pertumbuhan tidak normal, Indonesia sebesar 24. 4 persen.

BACA JUGA:Kabar Gembira!!! Seleksi PPPK Guru Jalur Umum Tetap Digelar

Hal ini merupakan tugas yang cukup berat sehingga harus dilakukan bersama-sama.

"Upaya pendekatan yang dilakukan secara terkoordinir, terintegrasi dan bersama-sama untuk mencegah stunting, kepada sasaran prioritas," pungkasnya. (cia)

Sumber: