Di Daerah Ini Kerbau Dianggap Hama, Boleh Diburu dan Dimusnahkan, Asal Kerbau Ini dari Indonesia

Di Daerah Ini Kerbau Dianggap Hama, Boleh Diburu dan Dimusnahkan, Asal Kerbau Ini dari Indonesia

Kerbau liar di Australia dianggap sebagai hama dan merusak lingkungan-istimewa-raselnews.com

BENGKULU SELATAN, RASELNEWS.COM - Di Indonesia kerbau merupakan hewan yang memiliki nilai jual tinggi.

Sehingga banyak dibudidayakan oleh kalangan petani dan peternak. Selain dagingnya yang lezat kerbau juga sering dimanfaatkan oleh petani tenaganya untuk mengolah lahan pertanian.

Namun kondisi ini berbanding terbalik dengan di Negara Australia bagian utara. Di negara yang terkenal dengan penghasil daging sapi ini, kerbau liar berkembang biak dengan subur di sana.

BACA JUGA:Tujuh Kota Penghasil Wanita Tercantik di Indonesia, Dua Diantaranya di Pulau Sumatera, Para Jomblo Merapat

BACA JUGA:PNS BKPSDM Seluma yang Kena OTT Jaksa Ternyata Kabid, Ini Modusnya

Bahkan populasi kerbau liar di Australia merupakan yang terbesar di seluruh belahan dunia.

Saking banyaknya populasi kerbau di Australia menyebabkan kerusakan lingkungan cukup parah.

Sehingga kerbau liar di Australia dianggap hama, boleh diburu dan dimusnahkan.

Saat ini jumlah kerbau liar di Australia tinggal tersisa sekitar 150 ribu ekor, tersebar di wilayah utara Australia khususnya di wilayah Northern Territory.

BACA JUGA:BREAKING NEWS: Satu PNS BKPSDM Seluma dan 6 PPPK Nakes Kena OTT Jaksa

BACA JUGA:Wacana 9 Provinsi Baru di Pulau Jawa, Mantan Bupati Jember: Jawa Timur Sudah Terlalu Gemuk

Jenis kerbau terbanyak di Australia adalah kerbau rawa dan kerbau sungai. Kerbau liar Australia mampu bertahan hidup hingga usia 25 tahun.

Dengan berat antara 450 kilogram hingga 1,2 ton. Kerbau liar ini bisa ditemukan di daerah dataran padang rumput yang biasa tergenang banjir saat musim hujan di wilayah hutan hingga lereng batu berpasir yang sekitarnya terdapat perairan.

BACA JUGA:Aaahai.....Oknum PNS Dinas Perpustakaan Seluma dan Oknum PNS KPU Seluma Digerebek

BACA JUGA:Serapan APBD Kaur 2022 Capai 93,90 Persen

Sebagaimana ditulis sebuah artikel yang dikeluarkan Pemerintah Australia tahun 2011 kerbau Asia merupakan spesies invasif yang memiliki dampak lingkungan berbahaya.

Kerbau liar ini dapat menyebabkan kerusakan perairan, kerusakan vegetasi lokal dan kerusakan tanah.

Kerbau liar di Australia ini berasal dari Indonesia dan India. Sejarahnya, sekitar tahun 1825 terjadi pembentukan pemukiman baru di wilayah Australia Utara.

BACA JUGA:Aksi Rekam Diri Siswi SMP di Bengkulu Selatan Tanpa Busana Dilakukan 2 Kali, yang Kedua Lebih Parah

BACA JUGA:Wow...Oknum Wartawan Imingi Kajari Kaur Uang Rp500 Juta, PWI Kaur Bertindak

Sejumlah penduduk dikirim ke sana untuk mengelola lahan di daerah itu. Kemudian pada tahun 1825 dan 1843 pemerintah menginpor sekitar 80 ekor kerbau dari Indonesia ke Australia. Kemudian ada juga inpor kerbau tambahan dari wilayah India.

Saat itu, kerbau ini dijadikan pekerja dan penghasil daging harga murah serta penghasil susu bagi pemukim kulit putih di kawasan Australia Utara.

Kemudian pemukiman awal ini tidak berhasil. Penduduknya meninggalkan pemukiman sekitar tahun 1900 an.

BACA JUGA:Lidik Dugaan Korupsi BOK 16 Puskemas, Kejari Kaur Dilaporkan Oknum Wartawan ke Kejati Bengkulu

BACA JUGA:Alhamdulillah....Kehidupan Rumah Tangga ASN Bengkulu Selatan Tetap Rukun, Nih Buktinya

Kerbau peliharaan masyarakat banyak yang ditinggal dan dilepaskan. Kerbau inilah yang kemudian berkembang biak dengan subur di lahan basah wilayah Australia Utara.

Pada tahun 1980 an terjadi pembasmian populasi kerbau liar oleh pemerintah sebagai bagian dari kampanye penyakit brucellosis dan tubercollosis. Dari 350 ribu ekor kerbau liar, ribuan ekor berhasil dimusnahkan.

BACA JUGA:Siapa Tersangka Dugaan Korupsi DD Durian Seginim? Begini Kata Kasi Intel Kejari Bengkulu Selatan

BACA JUGA:CEK SEKARANG! Ini Nama Tenaga Honorer yang Diangkat ASN Tanpa Tes Tahun 2023

Saat ini populasi kerbau liar di Australia Utara diperkirakan lebih dari 150 ribu ekor dan terus berkembang biak.

Sebuah artikel yang diterbitkan Departemen Of Climate Changes Energy The Invironmen And The Water tahun 2011 kerbau liar di Australia Utara telah menyebabkan kerusakan lingkungan terbesar.

Khususnya di wilayah lahan basah Northern Territory Australia Utara ketika populasi kerbau liar berada di puncaknya antar tahun 1960 hingga 1980 an.

Sumber: dihimpun dari berbagai sumber