Mitos atau Fakta? Berikut 10 Larangan Ibu Hamil dalam Kepercayaan Jawa dan Risiko Bila Dilanggar
Mitos atau Fakta? Berikut 10 Larangan Ibu Hamil dalam Kepercayaan Jawa dan Dampak Jika Dilanggar-istimewa-freepik.com
RASELNEWS.COM - Mitos sering mencerminkan budaya suatu wilayah. Pengaruh budaya memiliki dampak yang kuat, termasuk dalam Mitos-Mitos seputar ibu hamil terutama di kalangan masyarakat Jawa.
Walaupun zaman terus berubah, tetap ada Mitos-Mitos seputar kehamilan yang beredar di masyarakat. Misalnya, ibu hamil dianggap rentan terhadap pengaruh makhluk halus.
Dalam budaya Jawa, masa kehamilan dianggap sebagai masa peralihan dari alam gaib ke alam nyata. Oleh karena itu, dianggap rawan terhadap gangguan yang dapat menghambat proses ini.
BACA JUGA:Hasil Penelitian, Emak Emak Rentan Termakan Rayuan Serangan Fajar, KPK: Tolak Politik Uang 2024
Menurut Hildred Geertz dalam bukunya "Keluarga Jawa" (1982), janin yang berusia 7 bulan dianggap belum sepenuhnya terbentuk dan rentan terhadap roh-roh jahat. Oleh karena itu, ibu hamil perlu berhati-hati, terutama jika ini adalah kehamilan pertama.
Sebagian masyarakat Jawa mempercayai mitos-mitos yang diteruskan oleh nenek moyang mereka. Bahkan ada beberapa tradisi yang dilarang bagi ibu hamil, termasuk mitos-mitos tentang makanan dan perilaku selama kehamilan.
Menurut buku "Kehamilan, Kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi dalam Konteks Budaya" (1998), larangan ini terbagi menjadi dua jenis: makanan yang tidak boleh dimakan dan larangan terhadap tindakan tertentu yang dapat berdampak buruk bagi bayi dan ibu hamil.
BACA JUGA:BMKG Sebut 7 Kota di Indonesia Berpotensi Mengalami Suhu Ekstrem Parah Dampak El Nino
Sebagai hasilnya, ibu hamil perlu mengikuti larangan-larangan ini. Menurut keyakinan, jika tidak, hal ini dapat membawa bencana bagi ibu dan bayi.
Berikut adalah 10 larangan ibu hamil menurut kepercayaan adat Jawa, beserta dampak yang dianggap mungkin terjadi jika dilanggar:
1. Tidak boleh duduk di tengah pintu
Melanggar larangan ini diyakini akan menghalangi kelahiran dan membuat prosesnya lebih sulit dan menyakitkan.
2. Tidak boleh membunuh binatang
BACA JUGA:10 Mantan Napi Jadi Caleg DPRD Bengkulu Selatan, 4 Tersandung Kasus Korupsi, Ini Daftarnya
Larangan ini juga berlaku untuk suami, untuk memastikan kelahiran bayi tanpa cacat fisik maupun mental.
3. Tidak boleh membatin orang
Tindakan ini diyakini akan membuat bayi mengalami hal serupa dengan apa yang dilakukan ibunya. Sifat buruk orang yang dibenci oleh ibu hamil diyakini akan diturunkan kepada bayinya.
4. Tidak boleh keluar malam
Larangan ini bertujuan untuk mencegah gangguan makhluk halus. Melanggarnya bisa mengakibatkan hilangnya bayi karena diambil oleh makhluk halus.
5. Tidak boleh merendam cucian terlalu lama
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Bandit Beraksi, Kerbau Betina Milik Warga Pino Raya Disembelih
Merendam cucian terlalu lama dapat membuat kaki bengkak dan berat. Dalam praktik mencuci tradisional, orang mencuci sambil jongkok. Melakukan ini terlalu lama bisa menyebabkan bengkak pada kaki.
6. Tidak boleh menyangga piring saat makan
Ini dimaksudkan agar bayi yang akan lahir tidak terbiasa dengan tindakan ini. Keyakinan bahwa kebiasaan ibu hamil mempengaruhi psikologi bayi.
7. Tidak boleh makan buah tertentu
Buah-buahan seperti nanas dan durian dihindari karena dianggap memiliki sifat panas. Melanggar larangan ini bisa menyebabkan risiko keguguran dan keputihan.
BACA JUGA:6 Daerah Di Aceh Warganya Memiliki Umur Paling Panjang, Diangka Rata-rata 70 an Tahun
8. Tidak boleh makan daging tertentu
Dilarang makan daging-daging seperti kuda dan rusa yang memiliki sifat panas. Melakukannya dapat menyebabkan pendarahan dan tekanan darah tinggi, membahayakan perkembangan janin.
9. Tidak boleh makan ikan gabus
Makan ikan gabus diyakini dapat menyebabkan bayi hilang di dalam kandungan. Ikan gabus melambangkan pemakan sesama jenisnya.
10. Tidak boleh menggaruk perut yang gatal
Tindakan ini dapat menyebabkan bayi dalam kandungan mengalami memar pada kulit. Ibu hamil sering merasa gatal pada perutnya.
Demikian 10 larangan bagi ibu hamil menurut kepercayaan Jawa dan risiko jika dilanggar. Apakah ini mitos atau fakta, tentu tergantung dari kepercayaan dan keyakinan masing-masing. (red)
Sumber: