Pendapatan Warga Tak Lebih Rp 400 Ribu, 5 Kabupaten Ini Masuk Wilayah Termiskin di Jawa Tengah

Pendapatan Warga Tak Lebih Rp 400 Ribu, 5 Kabupaten Ini Masuk Wilayah Termiskin di Jawa Tengah

5 Kabupaten Ini Masuk Wilayah Termiskin di Jawa Tengah-istimewa-raselnews.com

RASELNEWS.COM - Ada 5 kabupaten termiskin di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2022 dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Kemiskinan telah menjadi perhatian utama di Jawa Tengah meskipun provinsi ini memiliki potensi pertanian yang melimpah. Sejumlah kabupaten masih terjebak dalam kemiskinan yang menghantui penduduknya.

BACA JUGA:7 Provinsi Termiskin di Indonesia Versi BPS, 2 Dari Sumatera, Ada Provinsi Bengkulu

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2020, jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah mencapai 3,9 juta jiwa.

Angka ini meningkat tajam pada tahun 2021 yang mencapai 4,1 juta jiwa.

Namun, terjadi penurunan sedikit pada tahun 2022 menjadi 3,8 juta jiwa. Meskipun menurun, persentase kemiskinan di Jawa Tengah pada tahun 2022 masih mencapai 10,93 persen dengan populasi sebanyak 36.742.501 jiwa.

Pendapatan rata-rata penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan hanya sekitar Rp438.833 per bulan.

BACA JUGA:Kades Bisa Tentukan Status Sosial Warganya, Bisa Jadikan Ststus Orang Kaya atau Miskin, Ini Rumusnya

Di beberapa kabupaten, garis kemiskinan bahkan hanya sebesar Rp341.252 per bulan.

Angka ini jauh di bawah Upah Minimum Provinsi (UMP) Jawa Tengah pada tahun 2023, yang mencapai Rp1,9 juta.

Kabupaten mana saja yang masuk daerah termiskin Jawa Tengah, berikut ulasannya berdasarkan pendapatan per kapita per bulan:

1. Kabupaten Batang (Rp341.252 per bulan)

2. Kabupaten Banjarnegara (Rp351.333 per bulan)

BACA JUGA:Penanganan Kemiskinan Ekstrem, Dua Daerah di Sumatera Jadi Sasaran, Satu di Bengkulu, Ini Daerahnya

3. Kabupaten Temanggung (Rp354.012 per bulan)

4. Kabupaten Wonogiri (Rp376.763 per bulan)

5. Kabupaten Magelang (Rp377.497 per bulan)

Ada beberapa faktor kompleks yang menyebabkan kemiskinan di Jawa Tengah. Mulai dari keterbatasan peluang pekerjaan, kurangnya akses pendidikan berkualitas, ketidaksetaraan gender, dan kerusakan lingkungan yang merusak produktivitas pertanian.

BACA JUGA:Resmi! Ini Keunggulan Investasi Bibit Reksadana, Tidak Ribet dan Cocok Bagi Pemula

Pemerintah pusat dan provinsi telah berupaya keras untuk mengatasi masalah ini melalui program bantuan sosial, pengembangan sektor ekonomi, peningkatan akses pendidikan, program pelatihan dan keterampilan, serta pengembangan pertanian berkelanjutan.

Meskipun tantangan besar masih ada, Jawa Tengah memiliki potensi untuk mengatasi masalah kemiskinan ini.

Dengan kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, ada harapan untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi warga Jawa Tengah.

Sumber: