Bagaimana Nasib Mereka yang Tidak Mengenal Islam di Akhirat? Neraka atau Surga

Bagaimana Nasib Mereka yang Tidak Mengenal Islam di Akhirat? Neraka atau Surga

Bagaimana Nasib Mereka yang Tidak Mengenal Islam di Akhirat? Neraka atau Surga-istimewa-

RASELNEWS.COM - Bagaimana nasib mereka yang tidak mengenal Islam di akhirat? Masuk neraka atau surga.

Di dunia yang luas ini begitu banyak macam suku dan budaya, ada yang dengan peradaban yang maju dan mereka yang jauh dari peradaban atau bisa disebut primitif.

Selain itu, ada pula mereka yang tidak mengenal agama mereka dan mereka disebut dengan suku primitif.

BACA JUGA:Wajib Tahu! Program KB Seperti Ini Ternyata Hukumnya Haram dalam Islam

Lalu bagaimanakah nasib suku primitif di akhirat kelak, masuk surga atau neraka?

Dikutip dari akun YouTube Lensa Aswaja, berikut penjelasannya.

Suku primitif dan mereka yang tidak tersentuh moderenisasi, kemudian meninggal dalam keadaan demikian tanpa mengenal Islam maka status mereka disamakan dengan Ahlul Fatrah.

Apa itu ahlul fatrah Ahluh Fatrah merupakan manusia yang hidup tanpa pernah menerima dakwah Nabi atau Rasul, terutama mereka yang hidup di masa antara Nabi Isa sampai diutus-Nya Nabi Muhammad SAW. Sebab di zaman itu, belum ada Nabi yang diutus.

BACA JUGA:STOP Bicara Saat Wudhu, Ini Kerugiannya Menurut Ustadz Adi Hidayat

Ahlul Fatrah akan dimaafkan seluruh perbuatan mereka di dunia, tidak dihisab, tidak dituntut dan tidak disiksa berdasarkan keumuman dalam Alquran.

Allah SWT berfirman yang artinya: "Tidaklah aku menyiksa sampai ku utus seorang utusan" (QS. Al-Isra ayat 15).

Ahlul Fatrah hidup seperti makhluk Allah yang tidak diberi taklif seperti kupu-kupu dan merak. Mereka akan diuji di akhirat dan hasil dari ujian itulah yang menentukannya apakah masuk surga atau neraka.

Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW menceritakan akan ada 4 golongan manusia yang akan membela diri di hadapan Allah ketika dihisab. Mereka adalah orang tuli, orang pikun, orang idiot dan Ahlul Fatrah.

BACA JUGA:Amalan Ringan yang Bisa Menghapus Dosa Satu Keluarga dan Ketenangan

Orang tuli menolak dihukum lantaran tidak masuk Islam karena dengan alasan dia tidak bisa mendengar risalah Islam sehingga tidak bisa mengimaninya.

Orang pikun tidak bisa memeluk Islam dengan alasan dakwah Islam sampai kepadanya namun pada saat akalnya sudah tidak berfungsi dengan baik lagi.

Orang idiot mengaku tidak bisa memeluk Islam, karena saat hidup di dunia dalam memiliki keterbatasan mental atau gangguan kejiwaan. Sehingga mereka tidak bisa membedakan mana yang baik dan buruk.

Sedangkan Ahlul Fatrah termasuk ke dalam suku primitif, mereka tidak bisa memeluk Islam karena tidak ada satu utusan Allah yang datang mendakwahi Islam kepada mereka.

Kemudian Allah SWT menerima semua alasan mereka, lalu membuat perjanjian pada saat itu juga agar menaati apapun yang diperintahkan Allah SWT.

BACA JUGA:Jangan Dipakai, Sajadah Seperti Ini Dilarang Nabi Muhammad SAW

Difase ini Allah mulai menguji, agar mengetahui nasib mereka masuk ke dalam surga atau neraka. Setelah itu mereka siap dan menerima perjanjian itu dan Allah SWT memerintahkan mereka untuk masuk ke dalam neraka.

Perintah Allah untuk masuk neraka mengejutkan mereka, tetapi sifat mereka akan terlihat siapa yang memang taat kepada Allah dan sifat dasarnya membangkang.

Mereka dengan tabiatnya yang taat maka segera melaksanakan perintah itu dan api neraka pun terasa dingin bagi mereka.

Sebagaimana yang dikabarkan Rasulullah SAW, adapun yang tidak mau melakukannya karena takut, maka Allah SWT mencela mereka.

Dengan seperti itu maka jelaslah siapa yang akan masuk ke dalam surga dan siapa yang akan masuk ke dalam neraka.

BACA JUGA:Rezeki Sulit Hutang Banyak, Ustadz Abdul Somad Ungkap Penyebabnya

Sedangkan pendapat lain mengatakan mereka dari hidup sampai matinya tidak pernah mendengar dan mengenal islam, maka mereka akan masuk surga.

Imam As Suyuthi Rahimahullah yang termasuk Ahlul Kalam dan Ahlul Ushul, serta ulama ahli Fiqih Madzhab Syafi'i berpendapat "orang yang mati dalam keadaan belum pernah mendengar Islam, ia masuk surga" (Al Haawii Lii Fatawa, 2/202).(red)

Sumber: