Cegah Anemia, Ini 3 Waktu Terbaik Makan Daging bagi Wanita
Cegah Anemia, Ini 3 Waktu Terbaik Makan Daging bagi Wanita-Istimewa-IST, Dokumen
RASELNEWS.COM - Daging adalah makanan favorit bagi banyak orang, termasuk wanita. Namun, mengonsumsi daging ternyata memiliki waktu anjuran tertentu yang penting untuk diperhatikan.
Di Indonesia, angka kejadian anemia pada perempuan, baik remaja maupun ibu hamil, masih cukup tinggi.
Oleh karena itu, wanita disarankan untuk makan daging pada hari ketiga sebelum haid, hari ketiga haid pertama, dan hari ketiga setelah haid selesai.
BACA JUGA:Jangan Memotong Daging dan Sayur dengan Talenan yang Sama, Ini Alasannya
BACA JUGA:Wow, Ini Manfaat Daging Belut untuk Kesehatan, Kandungan Gizinya Memang Luar Biasa
Hal ini penting karena selama menstruasi, tubuh kehilangan banyak darah dan menjadi lebih rentan terhadap anemia.
Pada kondisi ini, tubuh sangat membutuhkan zat besi dan protein.
Daging merah, hati ayam, dan hati sapi adalah sumber zat besi terbaik yang bisa dikonsumsi.
Selain zat besi, nutrisi pembentuk sel darah merah seperti protein, asam folat, vitamin B12, dan vitamin C juga penting, terutama untuk membantu penyerapan zat besi.
BACA JUGA:Bakteri 'Pemakan Daging' Merebak di Jepang, Sudah 77 Nyawa Melayang, Apakah Sudah Sampai Indonesia?
Selain itu, wanita disarankan untuk mengonsumsi suplemen tambah darah setidaknya sekali seminggu.
Anemia dapat menyebabkan gejala seperti lemah, letih, lesu, dan juga dapat menurunkan produktivitas serta kesehatan, misalnya menurunkan sistem imun, konsentrasi, kebugaran, dan efisiensi transportasi zat gizi ke organ tubuh.
Jika transportasi zat gizi ini tidak optimal, dampaknya bisa menyebabkan rambut rontok, mudah patah, dan masalah kesehatan lain.
BACA JUGA:4 Manfaat Minum Air Rebusan Bunga Telang untuk Wanita, Salah Satunya Bikin Pria Terpesona
BACA JUGA:Meski Tua Tapi Tetap Cantik dan Menarik! Kenali Ciri Wanita Bersusuk
Pada ibu hamil, anemia meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, seperti kelahiran prematur atau bayi dengan berat badan lahir rendah yang berisiko mengalami stunting. (**)
Sumber: