Kajian Baru Tegaskan Hubungan Minuman Berpemanis Gula dengan Kegemukan

Kajian Baru Tegaskan Hubungan Minuman Berpemanis Gula dengan Kegemukan

Kajian Baru Tegaskan Hubungan Minuman Berpemanis Gula dengan Kegemukan-Istimewa-IST, Dokumen

RASELNEWS.COM - Sebuah analisis terbaru menegaskan konsumsi minuman berpemanis gula (sugar-sweetened beverages/SSBs) berkaitan erat dengan kelebihan berat badan dan kegemukan.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), angka kegemukan global telah meningkat hampir tiga kali lipat sejak 1975.

Lebih dari 1,9 miliar manusia yang berusia 18 tahun keatas mengalami kelebihan berat badan, lebih dari 650 juta orang tersebut masuk dalam kategori kegemukan, hal ini ditunujkan berdasarkan data pada tahun 2026.

BACA JUGA:Bukan dari Gula Pasir, Ini Penyebab Utama Penyakit Diabetes

BACA JUGA:Hati-hati dengan Kandungan Gula pada Minuman Manis! Begini Memilih Minuman yang Tepat

Kajian sistematis yang dipublikasikan di jurnal Obesity Facts milik European Association for the Study of Obesity (EASO), dilakukan oleh tim peneliti internasional.

Kajian ini mencakup 30 studi baru yang diterbitkan antara 2013 hingga 2015, yang fokus pada hubungan antara SSBs dengan kelebihan berat badan dan kegemukan.

“Bukti keterkaitan anatara kegemukan dan SSBs terhadap anak dan orang dewasa semakin bertambah signifikan dalam beberapa tahun terahir," ujar Dr. Nathalie Farpour-Lambert, Presiden Terpilih EASO.

BACA JUGA:Gula Berisiko Diabetes! Saatnya Beralih ke Stevia, Pemanis Alami Nol Kalori

BACA JUGA:Gula Batu Lebih Sehat dari Gula Pasir, Benarkah?

Ia menyebut, penelitian ini mencakup 30 studi independen yang tidak didanai industri, jauh lebih banyak dibandingkan kajian sebelumnya yang hanya mencakup 32 studi selama periode 1990-2012.

Hasil penelitian menunjukkan konsumsi SSBs memiliki kaitan positif dengan kegemukan, terutama pada anak-anak.

Pada 2016, WHO mencatat lebih dari 340 juta anak dan remaja usia 5-19 tahun mengalami kelebihan berat badan atau kegemukan.

BACA JUGA:7 Cara Menurunkan Gula Darah untuk Ibu Hamil, Cegah Risiko Diabetes Gestasional

BACA JUGA:9 Manfaat Ubi Jalar Bagi Kesehatan Tubuh! Turunkan Kadar Gula Hingga Mengurangi Risiko Kanker

“Dengan menggabungkan bukti baru ini, pesan yang seharusnya sudah jelas menjadi semakin kuat, kebijakan kesehatan masyarakat harus difokuskan untuk mengurangi konsumsi SSBs dan mendorong pilihan sehat seperti air,” tambah Dr. Farpour-Lambert.

Namun, ia mengakui upaya untuk mengurangi konsumsi SSBs masih minim atau tidak ada di banyak negara.

Sebanyak 93 persen dari 30 studi yang dianalisis menemukan hubungan positif antara konsumsi SSBs dengan kelebihan berat badan atau kegemukan.

BACA JUGA:IDAI Minta Pemerintah Atur Takaran Gula dalam Makanan Anak

BACA JUGA:Penderita Diabetes Harus Tahu, Konsumsi 5 Jenis Buah Ini Bikin Gula Darah Selalu Aman dan Terkendali

Studi ini melibatkan 244.651 peserta dari berbagai belahan dunia, termasuk Eropa (33%), Amerika Serikat (23%), Amerika Selatan dan Tengah (17%), Australia (10%), Afrika Selatan (7%), serta Iran, Thailand, dan Jepang (20%).

Sebuah laporan dari Euromonitor International mencatat bahwa hingga kini, 19 negara telah menerapkan pajak pada makanan dan minuman berpemanis gula, dengan tujuan mengurangi konsumsi gula hingga 20 persen sesuai panduan WHO.

BACA JUGA:Penting Diketahui! Inilah Risiko Mengonsumsi Es Kopi Susu Gula Aren Setiap Hari

BACA JUGA:Gula Jenis Ini Baiknya Tak Dikonsumsi, Berbahaya Bagi Kesehatan

Kajian ini juga mengatakan negara-negara yang belum menerapkan kebijakan serupa harus segera mengambil langkah untuk mengurangi konsumsi “kalori kosong” yang terdapat dalam minuman berpemanis gula. (**)

Sumber: