Pasca Proyek Revitalisasi Tebat Gelumpai: Setiap Hujan, Warga Was-was Banjir

Pasca Proyek Revitalisasi Tebat Gelumpai: Setiap Hujan, Warga Was-was Banjir

PASAR MANNA – Proyek Revitalisasi Tebat Gelumpai yang berada di Desa Batu Lambang Kecamatan Pasar Manna Kabupaten Bengkulu Selatan (BS) oleh Balai Sumatera VII dikeluhkan masyarakat sekitar. Pasalnya, pasca rampungnya proyek tersebut, setiap turun hujan rumah warga sekitar sering mengalami banjir.

Kepala Desa Batu Lambang, Epan Syahputra SE mengatakan, ada enam unit rumah warga di sekitar Tebat Gelumpai yang kini sering terendam banjir. Hal ini lantaran siring pembuangan air yang dibangun pihak kontraktor buntu, tidak mengalir ke Tebat Gelumpai. Akibatnya, setiap hujan yang turun, airnya meluap ke jalan dan ke rumah warga sekitar.

“Siringnya buntu, tidak tembus ke tebat. Jadi kalau hujan deras airnya meluap ke jalan. Ada juga enam rumah yang terdampak terendam banjir, air dari selokan ini juga menimbulkan bau tidak sedap,” beber Kades. Kondisi ini terjadi sejak rampungnya revitalisasi Tebat Gelumpai tahap pertama. Pihak desa dan warga juga telah menyampaikan keluhan mereka ke pihak kontraktor terkait hal tersebut. Namun hingga kemarin belum juga mendapat tanggapan untuk dilakukan perbaikan.

Dikatakan kades, tidak hanya membuat warganya was-was kebanjiran setiap hujan turun. Proyek revitalisasi tabat tersebut juga berdampak berkurangnya sumber air sumur di setiap rumah warga. Lantaran dilakukannya pengeringan Tebat Gelumpai itu. Bahkan, sawah yang tidak jauh dari tebat tersebut kini juga mengalami kekeringan. "Selain laporan warga yang terkena banjir, laporan warga tentang sawah dan sumur yang kering juga banyak kami terima," ujar kades.

Pemerintah Desa Batu Lambang akan menyampaikan keluhan warga tersebut ke pihak Balai Sumatera VII agar segera dilakukan perbaikan. Terutama siring pembuangan air yang buntu dan dampak lainnya dari revitalisasi Tebat Gelumpai tersebut. “Sumur kering terbantu dengan turunnya hujan, tapi pas turun hujan lebat warga juga was-was kebanjiran. Kami akan koordinasikan permasalahan ini ke pihak Balai Sumatera VII agar dicarikan solusinya,” pungkas kades. (mg2)

Sumber: