Kasus PMK Makin Tinggi, Wajib Desinfeksi Kandang Ternak

Kasus PMK Makin Tinggi, Wajib Desinfeksi Kandang Ternak

PMK : Kasus PMK di Bengkulu Selatan makin tinggi-Rezan Okta Wesa-raselnews.com

RASELNEWS.COM, BENGKULU SELATAN - Kasus ternak terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Bengkulu Selatan akhir-akhir ini cukup tinggi.

Kondisi ini membuat sebagian peternak merasa khawatir akan keselamatan ternak mereka.

Bahkan, tak sedikit peternak memindahkan kandang ternak guna mencegah wabah PMK yang dikenal menular dengan cepat tersebut. Maka itu, peternak harus melakukan desinfeksi kandang secara rutin agar mata rantai wabah penyakit tersebut bisa diatasi.

Kasi Keswan Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Distan BS, drh. Mungky Wardalena, desinfektan yang digunakan tidak mesti produk kimia yang dijual di pasaran. Sebab, desinfektan bisa diciptakan sendiri melalui bahan alami yang tersedia di alam sekitar.

“Masyarakat harus segera mendesinfeksi kandang ternaknya. Setidaknya, sehari lakukan dua kali penyemprotan desinfeksi,” ujarnya.

Dijelaskan drh. Mungky, bahan alami yang bisa dijadikan desinfektan yakni daun sirih, cairan pemutih pakaian, kemudian tambahkan cairan alkohol 90 persen. Ketiga bahan tersebut dilarutkan dalam wadah besar berisi air bersih.

BACA JUGA:Harga Benur di Kaur Kembali Naik

“Untuk perbandingan bahan satu banding satu. Artinya, satu gram daun sirih bisa dicampur dengan satu mili alkohol dan satu mili zat pemutih pakain. Selanjutnya, zat tersebut bisa dicampurkan dalam satu liter air bersih dan disemprot langsung ke kandang ternak,” bebernya.

Jika peternak rutin melakukan perlakukan tersebut, bukan tidak mungkin virus PMK akan mati dan penularan tidak kian meluas. Artinya, ternak milik masyarakat dapat diselamatkan.

“Desinfektan ini sifatnya membunuh kuman, bakteri hingga virus. Makanya, dengan zat antivirus yang terkandung dalam ketiga bahan itu, proses strerilisasi kandang lebih mudah dilakukan. Jika peternak masih ragu mengenai percobaan ini, boleh menghubungi kami (Distan) untuk bimbingan lebih lanjut,” tutup drh. Mungky.

Sementara itu, wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) semakin menyebar di Kabupaten Bengkulu Selatan (BS). Hingga Kamis (30/6/2022), tercatat 182 ekor ternak terjangkit PMK. Hal ini berdasarkan pemantauan tim kesehatan hewan dan ternak Dinas Pertanian (Distan) BS dalam sebulan terakhir.

PMK menyebar di tiga desa di Kecamatan Pino Raya. Yakni Desa Nanjungan sebanyak 90 ekor, Desa Padang Beriang 60 ekor dan sisanya tersebar di Desa Tanggo Raso.

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Distan BS, Yasirli, SP, MM mengaku ratusan ternak yang terjangkit PMK mengalami gejala cukup serius. Bahkan bagian lidah hingga kuku ternak mengalami luka dalam, kondisi ini menyulitkan ternak untuk mengonsumsi makanan serta berjalan.

“Kejadian ini mulai terdeteksi sejak 17 Juni lalu. Saat itu, ada peternak asal Desa Nanjungan Kecamatan Pino Raya yang mengeluhkan kesehatan ternaknya. Oleh tim kami, ternak tersebut langsung diambil sampel air liurnya lalu dikirim ke Laboratorium Kesehatan Hewan Provinsi Lampung. Namun setelah hasil dikeluarkan, nyatanya ternak tersebut positif PMK,” ujarnya.

BACA JUGA:Siap-Siap, Seleksi JPTP Segera Dibuka

Diteruskan Yasirli, pasca kejadian tersebut, Tim Keswan Distan BS langsung mengintruksikan peternak agar mengisolasi ternak yang terjangkit PMK. Hal itu dilakukan agar tidak menular ke ternak lainnya. Namun peternak di Desa Padang Beriang Kecamatan Pino Raya juga banyak menemukan hewan ternak mereka yang mengalami gejala PMK. Yaitu lidah luka, kuku berdarah hingga nafsu makan ternak berkurang drastis.

“Makanya tim langsung lakukan penyemporatan disinfektan dan penyuntikan. Karena dua wilayah desa ini berdekatan. Sementara kasus baru lainnya, juga terjadi di Desa Tango Raso Kecamatan Pino Raya. Di desa ini, ternak yang mayoritas kerbau,” katanya.

Tingginya kasus PMK di Kecamatan Pino Raya membuat pihaknya sementara ini memetakan Kecamatan Pino Raya sebagai wilayah zona merah PMK. Untuk  itu distribusi ternak dari kecamatan ini diminta agar disetop terlebih dahulu, hingga situasi betul-betul kondusif.

“Tapi masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan, sebab wabah ini bisa ditangani. Asal, peternak serius mengikuti anjuran PPL serta tidak mencampurkan ternak yang sehat dengan yang terkena PMK,” beber Yasirli. Pihaknyapun telah menyiapkan vaksin khusus untuk mengatasi PMK. Vaksininasi akan segera dilakukan di wilayah yang rawan PMK.

“Untuk dosis vaksin, sementara ini sudah tersedia 1000 dosis. Ada 300 dosis di antaranya yang sudah disuntikkan ke ternak yang berada di wilayah kecamatan lainnya. Vaksinasi ini akan terus kami lakukan, hingga wabah PMK hilang,” pungkasnya.

Sementara itu akibat merebaknya serangan PMK Bupati Bengkulu Selatan, Gusnan Mulyadi membatalkan pengadaan sapi melalui program unggulan Satu Keluarga Satu Sapi (SAKTI) tahun ini. Penundaan ini sampai batas waktu yang belum ditentukan.

BACA JUGA:Bencana Landa Enam Kabupaten di Bengkulu

Penyebabnya belakangan ini serangan penyakit mulut dan kuku (PMK) merebak di Bumi Sekundang Setungguan. Bahkan Kabupaten Bengkulu Selatan sudah ditetapkan menjadi zona merah. Ditembah lagi aturan dari Badan Karantina yang melarang sapi dari luar masuk ke daerah tertentu.

Gusnan mengatakan, walaupun saat ini proses lelang belum resmi dibatalkan, namun dipastikan pengadaan pembelian sapi tersebut tidak akan dilakukan. Mengingat, daerah yang sudah terpapar wabah PMK tidak boleh membeli sapi untuk ternak.

Gusnan mengaku, pembatalan juga bertujuan untuk mempertimbangkan agar penularan wabah PMK pada ternak khususnya di Kabupaten BS tidak terlalu meluas. "Ini merupakan musibah nasional sama dengan Covid-19 beberapa waktu lalu, namun ini terjadi pada hewan ternak,” kata Gusnan.

Penundaan ini dilakukan dengan alasan memikirkan hajat hidup orang banyak dan pertimbangan ekonomi masyarakat. Dengan dibatalkan tahun ini bukan berarti tahun depan tidak bisa dianggarkan lagi. Sebab, program ini merupakan program unggulan Pemkab BS.

Gusnan menegaskan, jika nantinya keadaan sudah membaik, maka Pemkab BS akan kembali menganggarkan pengadaan sapi itu. Hanya saja, untuk sementara waktu akan dilakukan penyetopan terlebih dahulu. Terkait masalah anggaran yang sudah tersedia, Gusnan menjelaskan bisa dialihkan untuk kebutuhan dan program-program lainnya yang langsung bersentuhan dengan masyarakat.

"Ya, terkait anggaran yang sebelumnya sudah tersedia akan dialihkan untuk keperluan lain. Yang pastinya, lelang program SAKTI ini dibatalkan," tegas Gusnan.

Untuk diketahui, tahun ini Pemkab BS menyiapkan anggaran senilai Rp 3,5 miliar untuk pendukung Program SAKTI yang dibiayai APBD BS. Dana tersebut bersumber dari dana pokok pikiran (Pokir) anggota DPRD BS tahun 2022. Rencananya, dengan dana tersebut akan dibelikan ternak sapi sebanyak 297 ekor yang akan diberikan ke kelompok masyarakat. (rzn)

Sumber: dinas pertanian bengkulu selatan