Amankan Festival Tabot, 120 Personel Diturunkan

Amankan Festival Tabot, 120 Personel Diturunkan

TABOT : Festival Tabot Bengkulu polisi terjunkan 120 personel-DOK-raselnews.com

RASELNEWS.COM, BENGKULU - Polda Bengkulu menurunkan 120 personel guna membantu Polres Bengkulu mengamankan Festival Tabot 2022. Pengamanan dilakukan mulai 29 Juli hingga 8 Agustus 2022.

Kabid Humas Polda Bengkulu Kombes Pol Sudarno mengaku bersama Polres dan Pemprov Bengkulu serta Pemkot Bengkulu telah berkordinasi terkait pengamanan perhelatan festival budaya tahunan ini.

"Sesuai skema rencana pengamanan, fokus personel akan terbagi pada dua bagian. Yakni pengaturan arus lalu lintas dan pencegahan tindak kriminalitas, khususnya copet dan curanmor," ungkap Sudarno, Minggu (31/7).

Suasana yang ramai dan padat penduduk dikhawatirkan memancing oknum untuk berbuat kriminalitas.  Sudarno mengimbau seluruh pengunjung Festival Tabot untuk selalu hati-hati dan waspada.

BACA JUGA:Perjalanan Ide

"Parkir kendaraan motor di tempat yang telah disediakan dan dijaga petugas. Selalu jaga barang pribadi agar terhindar dari pelaku copet," imbau Sudarno.

Festival Tabot tahun ini kembali digelar secara terbuka setelah selama 2 tahun ditiadakan. Festival Tabot dipusatkan di Lapangan Merdeka Kota Bengkulu. Sedangkan Bazar UMKM digelar di kawasan Sport Center Bengkulu.

Warga Kota Bengkulu, Sinar, menyambut baik digelarnya Festival Tabot tahun ini.  Selama dua tahun, warga tidak bisa menikmati pelaksanaan bazar yang biasanya digelar di kawasan Lapangan Merdeka. "Sangat bagus sekali ada tabot lagi. Bisa belanja-belanja dan cuci mata," katanya.

Sementara itu, Ketua KKT Bencoolen Syafril mengaku Festival Tabot tahun ini digelar dengan persiapan tidak terlalu maksimal. Karena sebelumnya selama dua tahun kegiatan ditiadakan akibat larangan berkerumun untuk menghindari covid-19.

"Kami memohon maaf jika ada kekurangan dalam pelaksanaan Festival Tabot ini," tegas Safril. Ia memastikan, tidak ada unsur syirik atau keramat dalam rangkain prosesi ritual Tabot Bengkulu. Bacaan yang dibaca adalah salam atau sholawat kepada Rasulullah Nabi Muhammad SAW dan memanjatkan doa kepada Allah SWT.

Seperti halnya prosesi “Ngambik Tanah” (mengambil tanah), yang merupakan simbolisasi bahwa manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah. "Hal ini mengingatkan semua orang akan mengalami kematian, tidak ada yang abadi," pungkasnya. (cia)

Sumber: polda bengkulu