Gajah Sumatera Ditemukan Tinggal Kerangka di Hutan Produksi Air Rami Mukomuko
Habitat Alami Gajah di Bengkulu Terancam, Konsorsium Bentang Seblat Temukan 115 Aktivitas Perambahan Ilegal-jambiindependent.disway.id-raselnews.com
BENGKULU, RASELNEWS.COM - Seekor gajah Sumatera ditemukan mati tinggal kerangka di Hutan Produksi (HP) Air Rami, Kabupaten Mukomuko, Selasa (13/9/2022).
Gajah betina itu ditemukan mati oleh Tim Patroli Konsorsium Bentang Alam Seblat. Hingga saat ini belum diketahui penyebab kematian gajah.
Penanggungjawab Konsorsium Bentang Alam Seblat, Ali Akbar mengatakan, jika situasi habitat masih seperti sekarang maka pelestarian gajah Sumatera di Bentang alam Seblat tidak akan terwujud.
BACA JUGA:Gubernur Bengkulu Larang Aktivitas Perambahan di Sekitar Habitat Gajah
Selain itu, pembukaan lahan di kawasan bentang alam Seblat akan berdampak dengan populasi gajah yang jumlahnya sedikit. "Jika gajah di kawasan ini punah, maka kita akan menerima ancaman yang lebih besar yakni bencana alam," kata Ali, Rabu (14/9/2022).
Seperti diketahui, penemuan gajah mati itu bermula saat tim patroli konsorsium bentang alam seblat melakukan pemantauan pergerakan gajah, pada 11 September 2022.
Berdasarkan data GPS Collar titik posisi gajah tidak bergerak sejak tanggal 20 Agustus 2022. Hal ini baru diketahui ketika tim patroli akan melaksanakan kegiatan patroli.
Pada hari ketiga atau tepatnya Selasa, 13 September 2022 sekira pukul 09.45 WIB tim patroli menemukan bangkai gajah sumetera di wilayah Hutan Produksi Air Rami dengan koordinat 47 M X 808892 Y 9671611.
Kondisi Gajah Sumatera tinggal tulang belulang dengan GPS Collar yang berada ditumpukan tulang tengkorak. Belum diketahui penyebab kematian gajah.
BACA JUGA:Kurun Waktu 15 Tahun, Ada 16 Ekor Gajah Mati
Namun di sekitar lokasi kematian gajah, wilayah hutan bentang alam seblat yang masuk dalam kawasan Hutan produksi Air rami ditemukan beberapa titik telah terbuka.
Ada beberapa wilayah yang baru dibuka sementara wilayah lainnya sudah mulai digarap menjadi perkebunan.
Ali mengatakan, upaya pelestarian gajah Sumatera dengan populasi tidak lebih dari 50 ekor semakin sulit untuk dilakukan.
Dalam kurun 2020-2022, seluas 6.350 hektar hutan alami kawasan bentang alam seblat porak poranda dirambah.
"Ancaman keselamatan habitat gajah terus menerus terjadi. Sehingga harus dilakukan upaya pencegahan," tegasnya. (cia)
Sumber: