Keluarga Tanpa Jamban, Berisiko Lahirkan Anak Stunting

Keluarga Tanpa Jamban, Berisiko Lahirkan Anak Stunting

Ilustrasi Stunting-DOK-raselnews.com

BENGKULU, RASELNEWS.COM - BKKBN Provinsi Bengkulu melakukan pemuktahiran data keluarga yang berisiko stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak.

Pemutakhiran data ini sebagai upaya menurunkam angka stunting di Provinsi Bengkulu yang angkanya mencapai 22 persen.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Ir. Rusman Efendi mengatakan hasil pendataan keluarga berisiko stunting adalah keluarga yang tidak memiliki jamban dan kurangnya akses air bersih.

"Selain itu, anak yang lahir dalam keadaan orang tuanya yang telalu muda atau terlalu tua, banyak anak dan terlalu dekat jarak kelahiran serta rumah yang tidak layak huni, juga berisiko menyebabkan stunting," kata Rusman, Kamis (27/10).

BACA JUGA:Cegah Stunting, Dinkes Evaluasi Program Gizi

Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan angka stunting. Sesuai amanat Perpres, berbagai pendekatan yang dilakukan dimulai dari hulu.

Rusman mencontohkan, jika sebelumnya penanganan stunting dilakukan setelah terdapat kasus, pencegahan dilakukan melalui pendekatan dan sosialisasi kepada remaja yang siap menikah. "Termasuk keluarga berisiko stunting, dilakukan intervensi," ujar Rusman.

Selain itu juga membentuk tim percepatan penurunan stunting di semua tingkatan hingga ke desa-desa. Upaya penyelesaian kasus stunting dilakukan secara bahu membahu mulai dari pemerintah, swasta, LSM hingga perguruan tinggi.

"Ada juga Tim Pendamping Keluarga yang dibentuk. Sehingga diharapkan dapat mencegah penambahan kasus stunting," pungkas Rusman. (cia)

Sumber: kepala perwakilan bkkbn provinsi bengkulu