Pasar Tradisional Desa Tanjung Alam Kedurang, Sepi Ini Penyebabnya

Pasar Tradisional Desa Tanjung Alam Kedurang, Sepi Ini Penyebabnya

SEPI: Aktivitas pedagang maupun pembeli di Pasar Tradisional Desa Tanjung Alam Kecamatan Kedurang tampak sepi.-Rezan Oktawesa-raselnews.com

BENGKULU SELATAN, RASELNEWS.COM - Kondisi Pasar Tradisional Desa Tanjung Alam Kecamatan Kedurang Kabupaten Bengkulu Selatan semakin sepi.

Baik aktivitas para pedagang maupun aktivitas masyarakat yang berbelanja. Bahkan tak sedikit pedagang pasar tradisional mingguan tersebut yang gulung tikar dan menghentikan aktivitas berjualan karena mengalami kebangkrutan.

Iniarti (46) pedagang pasar tradisional Tanjung Alam mengatakan, ketika baru didirikan tahun 2008 silam, aktivitas di pasar tradisional tersebut cukup ramai. Kemudian semakin lama jumlah pedagang dan pembeli di pasar tradisional tersebut terus berkurang.

BACA JUGA:Operasi Pasar di Bengkulu Belum Juga Digelar, Pemprov Berikan Alasan

Bahkan para pedagang sudah banyak yang memutus kontrak sewa lapak. Persoalan ini terjadi lantaran pembeli yang datang berbelanja ke pasar itu sangat sedikit.

“Kalau tahun 2018 lalu, pasar ini memang lumayan ramai. Maklum kan saat itu masih baru. Namun kini pasar semakin sepi. Sepinya pedagang dan pengunjung disebabkan kurang nyaman," keluhnya.

Iniarti mengatakan, ketika musim hujan, pasar sering kebanjiran. Ditambah lagi fasilitas meja pedagang juga sudah banyak yang rusak.

BACA JUGA:Tekan Laju Inflasi Pemprov Anggarkan Rp500 Juta untuk Operasi Pasar

“Bangunan pasar yang dibuat pemerintah seperti tidak terpakai. Jadi pada pemerintah perhatikan pasar Kedurang ini,” harapnya.

Renal (30) warga desa setempat menjelaskan, sejak dibangun pasar itu kurang mendapat perhatian pemerintah. Padahal untuk membangun pasar tradisional tersebut anggaran yang dikuras sudah miliaran rupiah.

BACA JUGA:Pasar Murah Diserbu Masyarakat

Renal khawatir, jika tidak ada upaya dari pemerintah untuk mempertahankan pasar tradisional tersebut, maka pasar itu kedepan akan benar benar mati.

“Kalau malam jadi tempat anak muda nongkrong. Kini tak sedikit lapak pedagang pasar yang rusak,” sesalnya. (rzn)


Sumber: pedagang pasar tradisional desa tanjung alam