BNI Cetak Laba Tertinggi Sepanjang Sejarah, Kuncinya Transforamsi dan Inovasi
ilustrasi BNI-Dokumen BNI-raselnews.com
Selain itu, di segmen Business Banking, BNI semakin aktif dalam memfasilitasi sindikasi dan mampu berkontribusi hampir Rp 1 triliun ke pendapatan non bunga, atau naik 100 persen dibandingkan tahun lalu.
Hasil kinerja positif ini berdampak pada Pre-provisioning Operating Profit (PPOP) yang dibukukan sebesar Rp 34,4 triliun atau tumbuh 10,8 persen. Selain itu, upaya perbaikan kualitas kredit melalui kebijakan perkreditan yang efektif mampu menekan rasio NPL sebesar 90 basis point (bps) secara tahunan menjadi 2,8 persen.
Jumlah kredit yang direstrukturisasi dengan stimulus Covid juga terus menurun nilainya menjadi Rp 49,6 triliun atau setara dengan 7,8 persen dari total kredit.
Penurunan di kuartal lalu paling tinggi berasal dari sektor-sektor yang paling terdampak pandemi seperti restoran, hotel, tekstil dan konstruksi, hal ini mengindikasikan bahwa bisnis debitur di sektor tersebut mulai kembali pulih.
BACA JUGA:Dorong Kinerja UMKM Lokal, BNI Dukung Pameran Kriya Nusantara
BACA JUGA:Pertahankan Kinerja Sehat, BNI Diperkuat Direksi Baru
Trend positif pada kualitas aset ini juga mendorong pembentukan beban CKPN menjadi lebih rendah sehingga Cost of Credit membaik dari 3,3 persen di tahun sebelumnya menjadi 1,9 persen.
“Pertumbuhan PPOP yang kuat dan diikuti dengan perbaikan kualitas aset ini membuat kami mampu menutup 2022 dengan capaian yang menggembirakan. Laba bersih ini adalah tertinggi sepanjang sejarah dan berada di atas ekspektasi pasar,” kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar di Jakarta, Selasa (24/1/2023).
Inisiatif Digital
Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati mengatakan, BNI fokus menggarap potensi bisnis nasabah di setiap aspek, dengan konsisten meningkatkan kapabilitas digital untuk mengembangkan berbagai solusi keuangan digital yang sesuai kebutuhan nasabah.
Dari segmen retail, jumlah user BNI Mobile Banking pada tahun 2022 mencapai 13,6 juta, tumbuh 26,1 persen, yang diikuti dengan nilai transaksi yang tumbuh 30,4 persen menjadi sebesar Rp 802 triliun, jauh melampaui transaksi di ATM yang hanya Rp 676 triliun, dengan jumlah transaksi mencapai 597 juta atau tumbuh 37,6 persen.
BACA JUGA:Kolaborasi BNI-Garuda-Lion, Tekan Harga Tiket Pesawat
BACA JUGA:Bantu DJP, BNI Buka Kerjasama Peningkatan Layanan Nasabah
Angka tersebut menunjukkan nasabah BNI terus menshifting transaksinya dari platform konvensional ke platform digital. Hal ini sejalan dengan strategi BNI untuk menjadikan BNI Mobile Banking sebagai One Stop Financial Solutions bagi nasabah.
Dari segmen Wholesale Banking, BNI memiliki BNIDirect untuk menunjang transaksi bisnis nasabah dan debitur non perorangan secara digital dan mampu memenuhi semua kebutuhan klien dalam satu portal terintegrasi.
Sepanjang tahun 2022, tercatat jumlah user BNIDirect tumbuh 24,9 persen menjadi 100.000 user, diikuti oleh pertumbuhan volume transaksi sebesar 47 persen atau setara Rp 6.168 triliun, dengan jumlah transaksi meningkat 18,4 persen atau mencapai 764 juta transaksi.
Masih dari Transformasi Digital, perseroan berencana untuk mentransformasi Bank Mayora yang diakuisisi pada 2022 untuk menjadi bank digital yang berfokus pada segmen UMKM.
Sumber: rilis bni