SETARA Institute: Kota Singkawang Paling Toleran, Cilegon Tidak Toleran, Nih Penyebabnya

SETARA Institute: Kota Singkawang Paling Toleran, Cilegon Tidak Toleran, Nih Penyebabnya

salah satu sudut Kota Cilegon-istimewa-raselnews.com

4. Sabang, Aceh Skor: 4,257

5. Mataram, Nusa Tenggara Barat Skor: 4,387

6. Banda Aceh, Aceh Skor: 4,393

7. Medan, Sumatera Utara Skor: 4,420

BACA JUGA:Pospam Lebaran Dibuka 18 April, 110 Personel Polisi Diterjunkan

8. Pariaman, Sumatera Barat Skor: 4,450

9. Lhokseumawe, Aceh Skor: 4,493

10. Prabumulih, Sumatera Selatan Skor: 4,510.

Dilansir detik.com, Ketua Badan Pengurus SETARA Institute Ismail Hasani menyebut, Kota Cilegon dinyatakan kota paling tidak toleran karena mendapat nilai rendah pada 3 dari 4 variabel penilaian yang ditetapkan.

BACA JUGA:Perbaikan Jalan Provinsi Bengkulu Telan Dana Rp10 Miliar, Diklaim Tuntas Sebelum Lebaran

"Pertama tindakan pemerintahnya. Dia bersepakat dengan masyarakat yang memiliki aspirasi politik intoleran, untuk melarang orang membangun tempat ibadah. Jadi dari sisi variabel tindakan pemerintah sudah nol," jelas Ismail.

Variabel kedua, Pemkot Cilegon masih berpedoman terhadap surat edaran 1975 tentang larangan mendirikan gereja di Kota Cilegon. Padahal, surat edaran itu menurutnya memuat instruksi untuk Kota Serang.

BACA JUGA:Sewa Alat Berat Dinas PUPR Bengkulu Selatan Dikeluhkan

"Dengan dia masih mempedomani ini, dia masih meyakini produk hukum yang diskriminatif ini sebagai dasar hukum, dua variabel," sebutnya.

Variabel ketiga, yakni masyarakat. Menurut Ismail, representasi masyarakat yang intoleran muncul ke ruang publik mendominasi di Cilegon. (**)

Sumber: