Imam Ahmad bin Hanbal Didatangi 2 Setan Saat Sakaratul Maut, Begini Wujud dan Cara Menghindarinya

Imam Ahmad bin Hanbal Didatangi 2 Setan Saat Sakaratul Maut, Begini Wujud dan Cara Menghindarinya

Imam Ahmad bin Hanbal Didatangi 2 Setan Saat Sakaratul Maut, Begini Wujud dan Cara Menghindarinya-istimewa-raselnews.com

RASELNEWS.COM - Kematian adalah peristiwa berpisahnya ruh dari jasad. Rasa sakit yang teramat sangat mengiringi proses sakaratul maut.

Tak heran sakaratul maut menjadi sesuatu yang ditakuti dan dijauhi setiap makhluk yang bernyawa, sebagaimana yang digambarkan dalam Al-Qur’an yang artinya:

“Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya,” (QS Qaf [50]: 19).

BACA JUGA:Usai Shalat, Syekh Ali Jaber Sarankan Baca Ayat Pendek Ini, Jaminannya Masuk Surga

Banyak ayat dan hadits yang menggambarkan betapa beratnya sakaratul maut, terutama yang dialami oleh hamba-hamba zalim dan ahli maksiat.

Bukan hanya rasa pedih, namun ketika sakaratul maut, cobaan akan datang khususnya bagi kaum mukmin.

Sebagaimana Kisah Imam Ahmad bin Hanbal saat sakratul maut dan menghadapi godaan setan yang bisa menjadi pelajaran.

BACA JUGA:Warga Muhammadiyah di Seluma Shalat Id Pada 28 Juni, Ini Lokasinya

Masyhur di kalangan ulama, bujuk rayu setan ketika seorang hamba yang menghadapi sakaratul maut.

Setan berdiri di sebelah kiri dan kanannya dengan tujuan untuk merusak akidah dan keimanan si hamba dan mengajaknya bersama-sama dalam siksa neraka.

Maka dari itu, Umar bin al-Khathab berpesan, “Ajarilah orang-orang yang menghadapi kematian di antara kalian dengan kalimat Lailahaillah. Sebab, mereka melihat sesuatu yang tidak kalian lihat.”

BACA JUGA:Ustadz Adi Hidayat Ungkap Momen Tepat Untuk Berdoa Dalam Shalat, Jarak Allah SWT Sangatlah Dekat

Sakaratul maut merupakan akhir pertarungan antara iblis dengan manusia yang berupaya mengakhiri hayatnya dengan kalimat tauhid, sebagai puncak pencapaian atas apa yang dikabarkan oleh Rasulullah SAW dalam hadisnya.


 مَنْ كَانَ آخرُ كَلَامه لَاإلَهَ إلَّا اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ     

Artinya: “Siapa saja yang di akhir perkataannya adalah kalimat Lailahaillah, maka ia berhak masuk surga.”

BACA JUGA:Mengapa Shalat Sunnah Ba'diyah Ashar dan Subuh Dilarang Dikerjakan?

Sebab itulah, sebagai upaya menghindarkan tipu daya setan yang senantiasa ingin mencelakakan orang yang sedang menghadapi sakaratul maut, maka sebaiknya kita membimbingnya dengan kalimat tauhid: La ilaha illallah.

Bujukan setan itu bisa terjadi kepada siapa saja, termasuk orang-orang yang dikenal alim dan saleh. Salah satunya, Imam Ahmad bin Hanbal.

Tipu Daya Setan

BACA JUGA:9 Ciri Anak Membawa Rezeki Bagi Orang Tua, Diantaranya Rajin Shalat

Kejadian hadirnya setan di hadapan orang yang sakaratul maut pernah dialami langsung oleh Imam Ahmad bin Hanbal, seperti yang dikisahkan oleh putranya Abdullah bin Ahmad.

Jelang Sang Imam wafat, Abdullah bin Ahmad berada di sampingnya seraya bersiap memegang kain untuk mengikat kedua rahangnya. Sang Imam tampak berkeringat.

Disangka sudah mengembuskan nafas terakhir, ia kemudian kembali tersadar dan berucap, “Tidak, menjauhlah! Tidak, menjauhlah!” Ia mengatakan itu hingga berkali-kali.

BACA JUGA:Masya Allah! Doa Pendek Dalam Shalat Ini Membuat Puluhan Malaikat Berebut Mencatatnya

Setan yang ada di sebelah kanan tampil dalam wujud ayah dari orang tengah sakaratul maut tadi. Sedangkan setan yang di sebelah kiri tampil dalam wujud ibunya.

Layaknya seorang ayah kepada anak yang sangat dicintainya, setan di sebelah kanan berkata "Wahai anakku, dari dulu ayah sangat sayang kepadamu, ayah sangat cinta kepadamu. Namun ayah meninggal dalam keadaan memeluk Nasrani. Sebab, Nasrani adalah agama terbaik."

BACA JUGA:Akhir Zaman! Nabi Isa Turun Pada Waktu Shalat Subuh, Ini Lokasi yang Dipercaya

Setan di sebelah kiri yang tampil dalam wujud ibunya juga berkata serupa, "Wahai anakku, perut ibu dulu sebagai tempatmu, air susu ibu sebagai minumanmu, dan kedua paha ibu sebagai pijakanmu. Namun ibu meninggal dalam keadaan memeluk  Yahudi. Sebab, Yahudi adalah agama terbaik." 

Riwayat ini disebutkan oleh Abu al-Hasan al-Qasi al-Maki. Riwayat semakna juga disebutkan oleh al-Ghazali dalam Kasyfu ‘Ulumil Akhirah.

Oleh Abdullah bin Ahmad, Sang Imam ditanya, "Wahai ayah, apa yang engkau inginkan dari perkataan itu?"

Sumber: