Mengapa Kata Lada Dilarang Ducapkan di Goa Belanda Bandung

Mengapa Kata Lada Dilarang Ducapkan di Goa Belanda Bandung

Mengapa Kata Lada Dilarang Ducapkan di Goa Belanda Bandung -istimewa-raselnews.com

RASELNEWS.COM - Goa Belanda Bandung adalah sebuah Goa yang terletak di dalam kawasan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda.

Goa ini telah berdiri selama berabad-abad, dengan panjang sekitar 144 meter dan lebar 1,8 meter.

Goa ini awalnya dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1912 dengan tujuan untuk memantau aliran Sungai Cikapundung.

BACA JUGA:Apakah Nanas Berbahaya Dikonsumsi Ibu Hamil? Ternyata Seperti Ini Penjelasan Lengkapnya

Pada masa kemerdekaan, pemerintahan kolonial juga menggunakan goa ini sebagai fasilitas militer. Mereka menggunakannya untuk perencanaan strategi, penyimpanan senjata, dan bahkan sebagai stasiun radio komunikasi.

Kedudukan yang tersembunyi dan ketinggian lokasinya membuat goa ini sangat strategis bagi tentara Belanda.

Goa Belanda memiliki dua pintu masuk yang terhubung oleh 15 lorong di dalamnya.

Ketika memasuki goa ini, Anda akan melihat sel tahanan perang di sisi kiri, sementara di sisi kanan terdapat gang sempit yang berakhir pada sebuah tangga yang digunakan sebagai tempat pengintai. Terdapat dua pintu masuk setinggi 3,2 meter.

BACA JUGA:Wanita Hamil Wajib Tahu, Ini Lima Makanan Penangkal Mual untuk Ibu Hamil, Dijamin Aman

Luas pelataran yang digunakan untuk membangun Goa Belanda adalah sekitar 0,6 hektar, dan total panjang goa beserta lorongnya mencapai sekitar 548 meter.

Di dalam salah satu lorong, masih dapat ditemukan bekas rel yang digunakan untuk mengangkut perbekalan dan persenjataan.

Cerita yang berkembang di masyarakat menyebutkan bahwa goa ini memiliki aura mistis yang kuat, sehingga sering digunakan sebagai lokasi pengambilan gambar untuk acara-acara misteri.

Cerita turun-temurun menyebutkan bahwa banyak tawanan yang merupakan warga Indonesia tewas di dalam goa ini akibat penyiksaan, kelaparan, atau kelelahan karena dipaksa bekerja.

BACA JUGA:Uang Tunai Tak Laku? Lima Negara Ini Paling Sedikit Gunakan Uang Tunai, Ini Penyebabnya

Selain itu, di dalam goa ini terdapat berbagai bunker dengan fungsi yang berbeda-beda, termasuk tempat pengintaian, tempat penembakan, ruang pertemuan, gudang, dan dapur. Bunker-bunker ini dibangun dalam jarak yang cukup dekat, sekitar 30 meter.

Menurut cerita dari warga pada masa tersebut, pembangunan Goa Jepang melibatkan masyarakat Indonesia yang dipaksa atau yang dikenal dengan istilah romusha.

Kondisi kedua goa ini sangat berbeda. Goa Belanda terlihat kokoh dengan dinding yang disemen, sedangkan Goa Jepang tampak seperti aslinya tanpa adanya renovasi. Goa Jepang bahkan masih memiliki beberapa bunker yang belum selesai.

BACA JUGA:Traveloka Banjir Diskon, Dapatkan Diskon Gila Gilaan dari Traveloka Priority, Begini Caranya

Selain itu, di dalam Goa Belanda terdapat instalasi listrik yang telah ada sejak zaman dahulu, yang terletak di atap goa.

Selain sejarahnya, terdapat juga mitos yang beredar, yaitu pantang mengucapkan kata "lada," yang dalam bahasa Sunda berarti pedas. Kata ini terkait dengan sosok yang dihormati dalam masyarakat, yaitu Eyang Lada Wisesa. Konon, jika seseorang mengucapkan kata "lada," hal-hal mistis dapat terjadi. (red)

Sumber: