Sisi Gelap Atlet Sumo, Olahraga Tradisional Kebanggaan Jepang dengan Gaji Miliaran
Sisi Gelap Atlet Sumo-istimewa-tangkapan layar youtube nhk world-japan
RASELNEWS.COM - Sumo adalah olahraga tradisional Jepang yang telah dipertandingkan sejak 15 abad yang lalu. Dalam olahraga ini ada 2 pria bertubuh besar berusaha menjatuhkan atau mendorong lawannya keluar dari ring.
Pertandingan ini melibatkan peserta dengan bobot ratusan kilogram dan memperlihatkan kekuatan dan harga diri yang berbalut tradisi.
Menurut catatan sejarah, sumo pertama kali dilakukan di kuil Shinto sebagai bagian dari tradisi peleburan dosa dalam kepercayaan masyarakat Jepang.
BACA JUGA:Kemenpora dan Kemenparekraf Digabung, Dukung Kemajuan Olahraga dan Pariwisata di Daerah
Karena telah menjadi tradisi berabad-abad, sumo memiliki tempat istimewa di hati masyarakat Jepang. Pesumo yang sukses akan meraih status selebriti dan hidup dalam kejayaan, mendapatkan pujian serta dielu-elukan oleh masyarakat.
Para atlet sumo juga menerima gaji bulanan yang besar, tergantung kategori mereka. Misalnya, yokozuna, kelas tertinggi, bisa mendapatkan gaji sebesar 820.000 Yen atau sekitar Rp 313 juta. Sementara ozeki, kelas di bawahnya, mendapat sekitar Rp 230 juta setiap bulan.
Namun, meskipun mendapat gaji besar, ada disisi gelap dari olahraga ini. Harapan hidup para atlet sumo diperkirakan 10 tahun lebih pendek dibandingkan orang Jepang pada umumnya.
BACA JUGA:Minum Kopi Sebelum Olahraga Baik untuk Kesehatan, Ada 4 Manfaat Tersembunyi yang Harus Kamu Tahu
Banyak dari mereka yang pensiun tanpa tabungan. Pesumo, yang disebut juga rikishi, perlu memiliki tubuh besar dan gemuk karena semakin tambun, semakin besar peluang untuk menang.
Setiap tahun, sekitar 400 hingga 500 orang berlatih menjadi sumo, biasanya mulai sejak usia 15 tahun. Latihan mereka ketat, sering mengharuskan putus sekolah dan menghadapi beragam masalah kesehatan akibat gaya hidup dan kompetisi.
Karir seorang pesumo sangat terikat dengan tradisi Jepang dan aturan ketat. Asosiasi Sumo mengatur segala aspek kehidupan pribadi mereka, terutama dalam komunitas pegulat sumo. Para pegulat harus makan, berpakaian, dan beraktivitas seperti kesatria Jepang yang memegang teguh aturan.
BACA JUGA:Selain Sehat, Menurut Ustadz Muhammad Faizar 3 Olahraga Ini Bisa Menyembuhkan Santet
Untuk menambah berat badan, pesumo dilarang sarapan agar metabolisme mereka melambat dan nafsu makan meningkat saat makan siang dan malam.
Mereka diwajibkan makan dalam porsi besar, dengan makanan yang disiapkan oleh pegulat junior, seperti daging, ikan panggang, nasi, dan chanko nabe, masakan berkuah khas sumo.
Dalam sehari, pesumo mengonsumsi sekitar 8000 kalori, setara dengan makan 12 hingga 13 mangkuk besar.
Selain makan besar, mereka juga diharuskan tidur siang beberapa jam setelah makan dengan mengenakan masker oksigen untuk membantu pernapasan.
BACA JUGA:WAJIB TAHU! 5 Olahraga Dilarang Untuk Penderita Sakit Jantung, Tak Terkecuali Usia 35-40 Tahun
Penampilan mereka juga harus mencerminkan tradisi, dengan rambut panjang yang ditata seperti samurai zaman Edo, disebut chonmage.
Mereka tidak mencuci rambut setiap hari, tetapi mengolesinya dengan minyak bin suke agar tetap mengkilap dan wangi.
Rutinitas yang berat ini membuat banyak pemuda Jepang mulai meninggalkan sumo. Akibatnya, dunia sumo modern Jepang kini didominasi oleh atlet asing dari Rusia, Hawaii, hingga Mongolia. Dari empat pesumo terhebat di Jepang saat ini, tiga di antaranya berasal dari Mongolia. (and)
Sumber: