BACA JUGA:Lantaran Jarang Masuk Sekolah Karena Jaga Adik Gizi Buruk, Siswi SMP Diminta Mengundurkan Diri
BACA JUGA:Jenis dan Manfaat Bambu Petuk, Nomor 3 Sangat Top Markotop, Wajar Harganya Selangit
Lika melanjutkan bahwa setelah kejadian tersebut, ia meminta klarifikasi dari Kepala Puskesmas Pauh.
Namun, setelah berhari-hari menunggu, ia tidak menemukan kejelasan.
Hal tersebut membuat Lika membagikan isi hatinya di media sosial.
"Karena saya masih menunggu, sudah saya laporkan kepada atasan mereka, tetapi hingga sekarang tidak ada tindak lanjut. Oleh karena itu, saya memviralkannya," kata Lika.
BACA JUGA:Ranking BWF Terbaru, Indonesia Kuasai Sektor Ganda Putra, Leo/Daniel Peringkat Satu Dunia
BACA JUGA:JANGAN DISEBAR! Link Video Syur Rebecca Klopper Ini Tak Layak Ditonton, Bahaya!
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Muratara, Tasman Majid, memberikan penjelasan mengenai kejadian yang menimpa warganya.
Tasman menegaskan bahwa pihaknya belum dapat mengambil tindakan lebih lanjut.
Pihaknya masih menunggu klarifikasi dari Puskesmas Pauh.
"Kita masih menunggu penjelasan tertulis mengenai kronologi kejadian dari bidan koordinator dan manajemen Puskesmas," katanya.
BACA JUGA:Status Hubungan di Medsos Berubah, Waspada! Berikut Tanda Pasangan Kamu Selingkuh, Nomor 5 Bisa Bikin Emosi
Meskipun demikian, Tim dari Dinkes Muaratara telah bertemu dengan Lika.
Permintaan maaf juga disampaikan dalam pertemuan tersebut.
"Kami telah bertemu dengan keluarga yang mengalami musibah, kami menyampaikan belasungkawa dan permintaan maaf, kami juga sedang melakukan investigasi di Puskesmas Pauh," tegasnya.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Muratara, Tasman Majid, menjelaskan berdasarkan pengakuan bidan dan perawat, terdapat kesalahan dalam penjelasan kepada keluarga pasien atau terjadi miskomunikasi.
BACA JUGA:Bambu Petuk Asli Bengkulu Selatan, Ingin Dimaharkan Pemilik, Segini Harganya Penawarannya
BACA JUGA:Pergoki Calon Istri Selingkuh 6 Hari Sebelum Pernikahan, Pria ini Bakar Semua Undangan
"Kami tidak membela diri, mereka mengakui bahwa ada kesalahan dan miskomunikasi dalam berkomunikasi dengan keluarga pasien pada malam itu, dan suasana panik ikut mempengaruhi," kata Tasman kepada Tribunsumsel.com pada Senin, 29 Mei 2023.
Kendala lain yang dihadapi pada malam itu saat merujuk pasien adalah masalah di perjalanan karena ambulans terjebak di jalan rusak dan tidak dapat bergerak.
Mereka bahkan terpaksa meminjam mobil warga untuk mengantar pasien dari Puskesmas Pauh menuju Kota Lubuklinggau, dengan waktu tempuh sekitar 3-4 jam.
BACA JUGA:Update! Bansos PKH 2023 Cair Hingga Rp3.000.000 untuk 10 Juta Penerima, Cek Cara Daftar Bansos
BACA JUGA:KPM Tersenyum, 3 Bansos Ini Cair Akhir Mei 2023, Cek Rekening Ya...
"Jarak dari Puskesmas Pauh ke Lubuklinggau juga cukup jauh, ambulans mereka juga mengalami kendala, terjebak dan harus menunggu mobil lain untuk mengantar, sehingga mereka terlambat di sana," jelas Tasman.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Muratara, Zharifa, menambahkan bahwa pihaknya ingin menjelaskan tentang dugaan pasien yang ditinggalkan tidur oleh bidan.
BACA JUGA:Peduli Pendidikan, Sepriana Salurkan Reward Kepada Pelajar, Besarannya Bikin Geleng Geleng Kepala
BACA JUGA:Pinjaman KUR Ditolak? Jangan Khawatir Masih Ada Kupedes Rakyat, Berikut Tabel Angsuran dan Syaratnya
"Sebenarnya, mereka tidak sedang tidur, mereka hanya ingin istirahat karena proses persalinan masih membutuhkan waktu yang lama, mereka tahu perkiraan waktu yang dibutuhkan. Namun, kesalahan terjadi ketika bidan mengatakan bahwa mereka ingin tidur, sehingga suami pasien merasa emosi, dan itu wajar," katanya.
Zharifa, yang juga merupakan seorang bidan, menjelaskan bahwa tidak semua ibu hamil yang pecah ketuban akan langsung melahirkan.
BACA JUGA:Hasil Vermin KPU Kaur: 29 Bacaleg Ganda, 4 Berstatus Napi
BACA JUGA:Ingin Libatkan Dukun Dalam Pilkades, Istri Cakades di Kaur Justru Tertipu Rp2 Miliar
Menurutnya, ada banyak kasus persalinan di mana pecah ketuban terjadi beberapa jam sebelum proses melahirkan.
"Tidak semua kasus pecah ketuban akan langsung melahirkan, kadang-kadang membutuhkan waktu berjam-jam menunggu pembukaan lengkap," jelasnya.
Terkait dengan alasan bidan tidak merujuk pasien seperti yang dikeluhkan oleh suami pasien, Zharifa mengatakan bahwa bidan mengacu pada partograf persalinan.
BACA JUGA:Mengejutkan, Terkait Video Syur 47 Detik, Rebecca Klopper Mau Dijadikan Mesin ATM Sudah Bayar Rp 30 Juta
Partograf tersebut menunjukkan bahwa kondisi pasien masih aman dan terkendali karena belum mencapai batas yang mengkhawatirkan.