Namun, tahukah kalian bahwa dalam kitab Fathul Bari, Imam Ibnu Hajar al-Asqalani menjelaskan bahwa gempa bumi bisa menjadi tanda kiamat ketika memenuhi dua syarat: pertama, gempa itu sudah terjadi di banyak belahan bumi.
Kedua, kejadiannya berlangsung beberapa kali dengan jarak waktu yang cukup dekat. Belum lagi, dalam salah satu hadis Nabi, Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda, "Ketika hari kiamat sudah dekat, akan ada kematian yang sangat banyak dan setelahnya akan datang tahun-tahun di mana terjadi banyak gempa." (HR. Ahmad).
Percaya atau tidak, tidak ada yang salah jika masih ada sekelompok manusia yang memandang gempa sebatas fenomena alam.
BACA JUGA:Jangan Terkecoh! 7 Kelompok Agama di Indonesia Ini Ternyata Bukan Islam, No 1 Mengubah Syahadat
Tapi bagi kita umat Muslim, beberapa hadis dan pendapat ulama tadi patut dijadikan sebagai pelajaran agar kita lebih mempersiapkan diri sebelum menemui peristiwa terakhir yang akan terjadi di dunia.
Sebenarnya, dalam Al-Qur'an dan hadis Nabi, ada banyak sekali sabda-sabda Rasulullah yang menjelaskan tentang tanda-tanda kiamat. Dari sekian banyak tanda-tandanya, sudah ada beberapa yang terjadi dan sebagian lagi masih menjadi misteri.
Sementara itu ilmuwan asal Ukraina bernama Dmitri Bolikov sebenarnya sudah meneliti tentang fenomena matahari yang terbit dari barat.
Karena penelitiannya, pakar fisika tersebut memutuskan untuk memeluk agama Islam. Menurut pengakuan Dmitri, sebelum memeluk Islam, dia tergabung dalam sebuah penelitian ilmiah yang dipimpin oleh Prof. Nikolai Kosinikov.
BACA JUGA:Umat Islam Wajib Tahu, Dua Metode Menentukan Awal Puasa Ramadhan Menurut Nabi Muhammad, Ini Caranya
Dalam penelitian tersebut, mereka menguji satu sampel untuk mempelajari teori modern yang menjelaskan tentang perputaran bumi dan porosnya.
Menurut Dmitri, sekitar tahun 1970, kutub magnet bumi bergerak dengan kecepatan tak lebih dari 10 km dalam setahun. Kemudian beberapa tahun setelah itu, kecepatannya bertambah hingga 40 km dalam setahun.
Pada tahun 2001, kutub magnet bumi sudah bergeser dari tempatnya hingga mencapai jarak 200 km dalam sekali gerak. Artinya, bumi dengan pengaruh gaya magnetnya mengakibatkan dua kutub magnet bergantian tempat.
Lebih simpelnya lagi, karena dua kutub magnet berganti, perputaran bumi secara otomatis mengarah pada arah yang berlawanan, dan ketika itulah matahari bisa terbit dari barat.
BACA JUGA:Tidak Wajib! Ini Tata Cara Ziara Kubur Jelang Ramdhan, Umat Islam Wajib Tahu
Setelah teori tersebut berhasil diungkap oleh Dmitri, tak berselang lama, dia menemukan hadis Nabi yang sudah lebih dulu menjelaskan penemuannya.
Sebelum itu, Dmitri mengaku bahwa dirinya bangga menjadi orang pertama yang mengungkap potensi fenomena matahari terbit dari barat, tetapi ternyata informasi itu sudah ada sejak 14 abad yang lalu.
Mendengar kisah Dmitri yang masuk Islam karena meneliti salah satu fenomena alam yang juga menjadi tanda kiamat bukanlah hal yang baru dalam agama Islam.
Sejak dulu sampai sekarang, kebenaran ajaran Islam terbukti dengan sendirinya melalui penemuan demi penemuan para ilmuwan. Sayangnya, kebanyakan ilmuwan yang berhasil membuktikan kebenaran ajaran Islam memilih untuk menutup mata.
BACA JUGA:Tidak Wajib! Ini Tata Cara Ziara Kubur Jelang Ramdhan, Umat Islam Wajib Tahu
Contohnya saja, ketika prediksi fenomena matahari terbit dari barat dikonfirmasi oleh ilmuwan NASA, mereka mengatakan bahwa fenomena matahari terbit dari barat hanya terjadi selama satu hari saja, dan setelah itu, gerakan matahari pun akan kembali seperti sebelumnya, terbit dari timur dan terbenam di barat.
Dalam hadis sendiri, Rasulullah lebih dulu mengisyaratkan bahwa fenomena matahari terbit dari barat memang merupakan fenomena sementara. Namun, di penghujung sabdanya, Rasulullah memberi peringatan bahwa tidak akan terjadi kiamat sebelum matahari terbit dari tempat terbenamnya.