Inflasi Berdampak Meningkatnya Angka Kemiskinan

Inflasi Berdampak Meningkatnya Angka Kemiskinan

Sekda Bengkulu Selatan, Sukarni Dunip -wawan suryadi-raselnews.com

BENGKULU SELATAN, RASELNEWS.COM – Dampak inflasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak semakin meluas dan berpengaruh pada meningkatnya angka kemiskinan.

Untuk mengendalikan dampak laju inflasi ini Presiden Jokowi Widodo meminta pemerintah daerah harus ikut andil dalam penurunan laju infasli.

Apalagi, selama ini pihak perbankan hanya memainkan suku bunga untuk mengatur inflasi, namun mulai saat ini perbankan harus mampu menekan angka inflasi dengan berbagai programnya untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan Pemerintah harus melakukan penanganan secara langsung ke masyarakat yang terdampak.

Sekda Bengkulu Selatan, Sukarni M.Si menyampaikan saat ini Pemerintah Daerah diminta untuk melakukan penanganan inflasi, dengan cara mewajibkan daerah menganggarkan sebanyak 2 persen anggaran biaya Bantuan Tak Terduga (BTT) dan dari program kegiatan penanganan inflasi baru kali ini terjadi, makanya saat ini dikombinasikan dari kebijaksanaan keuangan.

BACA JUGA:Di Bengkulu Selatan Baru 500 Jiwa Terima BLT Inflasi, 1500 Menunggu

"Inflasi ini berada pada komuniti-komuniti tertentu, kalau pandemi Covid-19 dulu berpengaruh pada harga barang-barang kesehatan yang melonjak naik, tetapi kalau saat ini inflasi terjadi pada komuniti pangan seperti naiknya harga kebutuhan pokok. Maka dengan kegiatan langsung yang kita lakukan semoga bisa berpengaruh kepada masyarakat untuk meningkatkan harga beli," papar Sukarni.

Dikatakan Sukarni, pemerintah juga akan berusaha menyiapkan persediaan komuniti, karena sudah terbukti bahwa harga cabe pernah kisaran harga diangka Rp 100.000 perkilo dan saat dilakukan operasi pasar bisa ditekan menjadi Rp50.000. Sehingga, disinilah peran Pemerintah untuk memberbanyak jumlah komuniti guna menstabilkan harga.

"Semoga dengan ikut andilnya Pemerintah saat ini kita berharap mampu untuk menurunkan angka inflasi di daerah, operasi pasar yang dilakukan bukan untuk menurunkan harga sesungguhnya melainkan hanya menstabilkan, jika harga turun drastis justru juga berpengaruh dengan perekonomian petani untuk komditi pertanian,” pungkas Sukarni. (one)
 

Sumber: sekda bs