MENGEJUTKAN! Pernyataan Kemenkes, El Nino Berpengaruh Terhadap Kasus DBD, Warga Bengkulu Siaga
ilustrasi DBD-istimewa-raselnews.com
BENGKULU SELATAN, RASELNEWS.COM – Pernyataan mengejutkan disampaikan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Imran Pambudi.
Dia menyebut jika penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) akan meningkat seiring terjadinya fenomena El Nino dan IOD secara bersamaan.
BACA JUGA:Gegara Facebook, Istri Ditusuk 4 Kali, Polisi Lakukan Penyamaran
BACA JUGA:Wow! 980 Warga Miskin di Bengkulu Akan Mendapat bantuan Listrik Gratis, Ini Syaratnya
Kondisi ini patut di waspadai dan masyarakat harus siaga.
Terutama masyarakat Bengkulu, karena Bengkulu masuk dalam daftar 19 daerah terdampak El Nino paling parah di Indonesia berdasarkan keterangan Badan Meteorologi dan Giofisika (BMKG) beberapa waktu lalu.
Pernyataan mengejutkan yang disampaikan Imran Pambudi ini memantik pertanyaan sejumlah pihak.
BACA JUGA:Idul Adha Bakal Berbeda, Muhammadiyah Usul Cuti Bersama 2 Hari
Karena selama ini pemerintah menyebut jika DBD itu rentan meningkat saat terjadi curah hujan tinggi.
Genangan air bisa dijadikan media bagi nyamuk penyebab DBD untuk berkembang biak dengan subur.
Namun Dia mengatakan, melihat pengalaman masa lalu, fenomena El Nino dan IOD positif secara bersamaan dapat memicu suhu meningkat.
BACA JUGA:Muhammadiyah Tetapkan Idul Adha 28 Juni, Pemerintah?
Imran Pambudi menyebut, berdasarkan hasil penelitian saat suhu meningkat, nyamuk akan semakin ganas.
“Tahun ini kita harus waspada karena kita sekarang masuk ke El Nino,” jelas Imron Pambudi.
Kondisi akan lebih parah setelah puncak El Nino berakhir dan curah hujan mulai normal.
Nyamuk yang selama ini sulit menemukan sarang untuk berkembang biak, akan mengalami siklus perkembangbiakan yang cepat.
BACA JUGA:GILA! Sempat Menghilang Dari Play Store, Higgs Domino Island Muncul Lagi, Ini Kejutan Dari Leon
Kondisi ini akan membuat kondisi lebih parah lagi. Kasus DBD bisa meningkat tajam jika tidak dilakukan antisipasi dini.
Diketahui berdasarkan keterangan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita, hasil pengamatan dan pemantauan sampai akhir bulan Mei lalu, El Nino semakin menguat.
Kondisi ini diperburuk dengan terpantaunya Indian Ocean Dipole (IOD) dengan indeks yang semakin menguat ke arah positif.
BACA JUGA:Pengusutan Dugaan Koprupsi ZIS Memasuki babak Akhir, Mantan Bendahara Baznas Segera Dituntut
BACA JUGA:Hilang Di Perairan Bengkulu Sejak Minggu Sore, Pelajar SD Belum Ditemukan, Keluarga Berharap Selamat
“Kondisi ini mengingatkan pada kejadian tahun 2019, suhu udara di sebagian wilayah Indonesia menjadi lebih kering,” kata Dwikorita.
Dia menjelaskan, fenomena El Nino dikontrol oleh suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik.
Sedangkan IOD positif dikontrol oleh suhu permukaan air laut di wilayah Samudra Hindia.
BACA JUGA:Bukan Hadi Susilo, Ini Nama PPS yang Dicatut PKN Bengkulu Selatan
BACA JUGA:KPU Bengkulu Selatan Benarkan Oknum PPS Masuk Daftar Bakal Caleg, Ini Faktanya
Kedua fenomena ini terjadi secara bersamaan dan saling menguatkan. Kondisi inilah yang harus selalu dipantau perkembangannya.
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Imran Pambudi dan Kepala BMKG Dwikorita, Bengkulu merupakan daerah yang harus selalu waspada selama fenomena El Nino.
Dari sisi kesehatan, selama ini beberapa wilayah di Bnegkulu masih ditemukan kasus DBD.
BACA JUGA:Kabar Bahagia Untuk Honorer Sejagat Indoneisa, Passing Garde Tes PPPK Diturnkan, Ini Perintah Jokowi
Sumber: kemenkes dan bmkg