Bengkulu Surplus Gabah Tapi Defisit Beras, Bapanas: Butuh Hilirisasi Produksi Pangan

Bengkulu Surplus Gabah Tapi Defisit Beras, Bapanas: Butuh Hilirisasi Produksi Pangan

BERAS : Stok Cadangan Beras Pangan di Gudang Bulog Bengkulu-Lisa Rosari-raselnews.com

BENGKULU, RASELNEWS.COM - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyebut Pemprov BENGKULU perlu membangun hilirisasi produk pangan.

Khususnya beras untuk menyelamatkan produksi beras Bengkulu agar tidak lari ke daerah lain.

Industri turunan itu diharapkan dapat dibangun di sejumlah daerah yang produksinya cukup baik seperti Lebong dan Bengkulu Selatan.

BACA JUGA:Ratusan Ton Beras Cadangan Pangan Disalurkan, Sasar 16.031 KPM, Ini Data Lengkapnya

"Bagaimana membentuk ekosistem, harusnya beberapa daerah seperti Lebong dan Bengkulu Selatan yang produksi berasnya cukup baik itu bisa sampai ada hilirisasinya," kata Arief di sela Rakor Tingkat Pimpinan/High Level Meeting (HLM) Pengendalian Inflasi di Provinsi Bengkulu, di Balai Semarak, Jumat (23/6/2023).

BACA JUGA:Tekan Inflasi, Pemprov Bengkulu Gelar Operasi Pasar dan Bagi-bagi Beras

Arief berpesan kepada Bulog Divre Bengkulu agar hilirosasi beras bisa sampai ke masyarakat dan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Beras (SPHP) bisa ikut dinikmati masyarakat.

Beras SPHP merupakan beras grade premium yang dijual seharga beras medium.

"Bapanas akan menyiapkan dekon untuk Bengkulu. Apa yang bisa dikerjakan untuk stabilisasi pangan nanti," beber Arief.

BACA JUGA:Zakat Fitrah Beras atau Uang, Mana yang Lebih Afdhal?

Sementara itu, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengakui sektor hilirisasi masih sangat perlu ditingkatkan di daerah ini. Apalagi data statistik dan data lapangan, Bengkulu dalam posisi surplus gabah.

“Perlu ada industri olahan pasca panen. Karena kita ini surplus gabah namun faktanya defisit beras," ungkap Rohidin.

BACA JUGA:Stok Pangan Kaur Diprediksi Aman, 160 Hektar Sawah Panen Raya

Informasi terhimpun, gabah hasil produksi Provinsi Bengkulu cukup melimpah. Namun kebanyakan dijual ke Provinsi Lampung atau Sumatera Barat untuk diolah menjadi beras. (cia)

Sumber: