Kish Sentot Alibasyah, Panglima Perang Pangeran Diponegoro yang Dibuang Belanda ke Bengkulu

Kish Sentot Alibasyah, Panglima Perang Pangeran Diponegoro yang Dibuang Belanda ke Bengkulu

Sentot Alibasyah-istimewa-raselnews.com

BACA JUGA:Nehemia Trisetyo, Paspampres yang Mengawal Jokowi ke Bengkulu Ternyata Putra Asli Desa Sari Mulyo Seluma

Strategi perang grilya Sentot Alibasyah mampu memporak porandakan pasukan musuh.

Pada 5 September 1828 pasukan Sentot Alibasyah berhasil memporak porandakan tentara penjajah Belanda di bawah pimpinan Sollewijn.

Pasukan Sentot ALibasyah juga berhasil memukul mundur pasukan tentara penjajah Belanda di wilayah Banyumas dan Bagelen.

BACA JUGA:INI DIA! Jawaban Tebak Kode Voucher Badai Shopee Sabtu 22 Juli 2023, Dapatkan Diskon Belanja Hingga 100 Persen

BACA JUGA:Sosialisasi Aplikasi New PLN Mobile, PLN Goes to School ke Ponpes Makrifatul Ilmi Bengkulu Selatan

Strategi perang grilya Sentot Alibasyah yang menjadi momok bagi tentara penjajah Belanda ini tercatat dalam buku E.S de Klerck yang berjudul “De-Java-oorlog van 1825-1830”.

Pada 8 Januari 1829 tentara Belanda membangun benteng di Nanggulan. Saat itu Sentot Alibasyah dan pasukkannya belum bisa menumpas pasukan penjajah tersebut karena sedang sibuk mencari sumber pendanaan untuk biaya perang.

BACA JUGA:Pria Bertato Dibekuk Polisi, 21 Paket Sabu Diamankan

BACA JUGA:Pelaku Curnak Beraksi di Seluma, 3 Sapi Dimutilasi, 1 Jadi Bangkai

Melihat pembangunan sudah hampir selesai, Sentot Alibasyah memerintahkan pasukannya menyerang benteng tersebut.

Karena kekuatan pasukan di Benteng itu sudah kuat, akhirnya pasukan Sentot Alibasyah kalah.

Sentot Alibasyah tidak memiliki kekuatan lagi, kondisi masyarakat yang selama ini menjadi penyuplai logistik pasukan perangnya juga semakin sulit akibat penindasan tentara penjajah Belanda.

BACA JUGA:Update Harga TBS Sawit di Bengkulu Selatan, Pekan ini Merayap Naik Namun Belum Aman

BACA JUGA:12 Aplikasi Resmi Penghasil Uang dan Terbukti Membayar, Mainkan Sekarang!

Akhirnya pada 16 Oktober 1829, Sentot menyerah kepada Belanda, dia diadili di Batavia.

Setelah menjalani masa hukuman, Sentot Alibasyah dibebaskan oleh Belanda dengan syarat dia mau mengikuti perintah tentara Belanda menumpas pemberontakan Cina di Karawang dan Salatiga.

Sentot Alibasyah berhasil menumpas pemberontakan itu dan dia dipanggil kembali ke Batavia dan diminta membantu serdadu Belanda melawan Kaum Paderi di Sumatera Barat.

BACA JUGA:Keren! Ada Yang Baru Dari Bank Mandiri, Kartu Debit dan E-money dari Plastik Daur Ulang, Pertama di Indonesia

BACA JUGA:JANGAN MALAS! 3 Weton Ini Susah Kaya dan Akan Miskin Jika Tidak Kerja Keras

Saat berada di Sumatera, Sentot Alibasyah secara diam-diam melakukan siasat kerja sama dengan Imam Bonjol dan pasukannya.

Namun pergerakan yang dilakukan oleh Sentot Alibasyah ini deketahui Belanda.

Kemudian Sentot dipanggil kembali ke Batavia dan dibuang ke Bengkulu.

BACA JUGA:7 Weton Anak yang Bisa Membuat Orang Tua Kaya Raya, Mungkin Anda Orangnya?

BACA JUGA:Primbon Jawa: 5 Weton Ini Titisan Ningrat dan Miliki Aura Raja, Bakal Kaya Raya dan Hoki Sepanjang Hari

Sebelum menjalani masa hukumannya di Bengkulu tahun 1833, Sentot diizinkan untuk menunaikan ibadah haji ke Makkah.

Dalam pembuangannya, ia banyak mengajarkan ilmu-ilmu dan kaidah-kaidah agama Islam kepada masyarakat Bengkulu.

Sentot meninggal pada 17 April 1855 selama masa pembuangan itu. Makam Sentot Alibasyah berada di pemakaman umum yang biasa digunakan oleh masyarakat Desa Bajak Kecamatan Teluk Segara.

BACA JUGA:Wuihhh, 6 Weton yang Jika Berkhayal akan Menjadi Kenyataan

BACA JUGA:Bahaya! Ratusan Ekor Sapi di Bengkulu Selatan Terjangkit LSD, Terparah di Pino Raya

Karena Sentot Alibasyah dianggap tokoh berpengaruh dan disegani oleh masyarakat Bengkulu, makamnya dibangun secara istimewa.

Bangunan Makam Sentot Alibasyah terletak di Kompleks pemakaman umum yang kelilingi pagar tembok dan berpintu besi.

BACA JUGA:BREAKING NEWS: Presiden Jokowi Datang, Desa Sari Mulyo Seluma Dijaga Ketat, TNI/Polri Senjata Lengkap Siaga

BACA JUGA:Miliki Energi Mumpuni, Ini Daftar Weton yang Kuat Terhadap Penyakit menurut Primbon Jawa

Gapura pintu gerbang berbentuk kerucut, di dalamnya terdapat bangunan beratap (cungkup) dan di atas makam dihiasi dengan pilar seperti pintu gerbang.

Terdapat ruang terbuka untuk peziarah. Untuk masuk ke cungkup harus melalui pintu gerbang utama yang memiliki anak tangga dan terdapat pipi tangga. (red)





Sumber: dikutip dariberbagai sumber