Kemarau Mulai Timbulkan Kepanikan, Harga Beras Lokal di Bengkulu Naik, Tembus Rp 40 Ribu Perkulak
harga beras lokal bengkulu terus merangkak naik-istimewa-raselnews.com
BACA JUGA:Bukan Perkara Pilkades, Ini Motif dan Kronologis Pembunuhan Adik Bupati Muratara
BACA JUGA:Pembunuh Adik Bupati Muratara Ternyata 2 Saudara Kandung, Kini Diburu Polisi
Vantho menambahkan Bulog juga sudah mengeluarkan stok beras yang dijual bersama pihak Polsek Manna bersama mitra yang menaungi dua kecamatan, yaitu Kecamatan Manna dan Bunga Mas.
Ia juga mengungkapkan bahwa di lapangan dalam penjualan beras Bulog masih ditemukan mitra siluman.
Sehingga masih ada penjualan beras Bulog di atas harga eceran tertinggi Rp 11.500 rupiah per kilogram, karena mitra siluman mencari keuntungan dari membeli beras dengan mitra resmi Bulog.
BACA JUGA:Kemarau Berkecamuk, BMKG Prediksi 15 Wilayah Dilanda Hujan Lebat, Ini Daeranya
BACA JUGA:Pilkades di Muratara Mencekam! Adik Kandung Bupati Tewas, 2 Rumah Dibakar
"Menjadi persoalan yang kami hadapi banyak pedagang yang membeli beras ke pihak mitra dan mereka menjualnya kembali dengan harga tinggi. Untuk sanksi kepada mitra tidak ada asalkan mereka menjual dengan harga HET yang sudah ditentukan," terang Vantho.
Untuk mengatasi hal tersebut, Gudang Bulog Manna bersama mitra akan kembali menjual beras di halaman gudang. Hal tersebut dilakukan untuk dapat membantu memenuhi bahan pangan masyarakat.
BACA JUGA:7 Provinsi Termiskin di Indonesia Versi BPS, 2 Dari Sumatera, Ada Provinsi Bengkulu
BACA JUGA:Darurat! Kualitas Udara DKI Jakarta Terus Memburuk, Ini Buktinya
“Penjualan beras dilakukan di area gerbang Gudang Bulog yang dibuka sejak pukul 08.00 WIB hingga stok habis, yaitu 1,5 ton beras per hari. Setiap masyarakat akan mendapatkan beras Bulog 5 kilogram setiap satu kali pembelian,” pungkasnya.
Mahalnya harga beras lokal Bengkulu di pasaran juga mendapat perhatian serius Pemda Bengkulu Selatan.
Dalam waktu dekat Pemda Bengkulu Selatan akan menggelar operasi pasar dan segera menyalurkan beras bantuan ke pada masyarakat.
Sumber: kepala gudang bulog dan bupati bengkulu selatan