Mitos Jarik Motif Parang Rusak Saat Pernikahan: Kemiskinan Hingga Pertengkaran

Mitos Jarik Motif Parang Rusak Saat Pernikahan: Kemiskinan Hingga Pertengkaran

Mitos Jarik Motif Parang Rusak Saat Pernikahan: Kemiskinan Hingga Pertengkaran-istimewa-raselnews.com

RASELNEWS.COM - Pernikahan adalah momen sakral. Pada momen, hal yang melekat suatu budaya daerah kadang kala menjadi hal yang tak boleh dipisahkan.

Pernikahan menjadi momen dengan simbolisme dan tradisi yang mendalam.

Salah satu elemen yang penting dalam prosesi pernikahan tradisional Indonesia adalah penggunaan jarik.

BACA JUGA:Cerita Mitos Tiga Hewan Pembawa Sial, Pelihara Burung Kecici dan Kacer Tidak Boleh, Ternyata Ini Tujuannya

Jarik merupakan sehelai kain yang biasanya sebagai selendang atau hiasan yang digunakan pengantin.

Hanya saja, penggunaan jarik tidaklah sembarangan. Sebab, muncul mitos penggunaan jarik dengan motif parang rusak yang tak boleh digunakan dalam prosesi pernikahan.

Sebab sebagian masyarakat percaya penggunaan jarik motif parang yang rusak dapat membawa pertanda buruk.

Motif parang rusak sendiri diketahui motif pertama yang ditetapkan sebagai batik larangan di Kesultanan Yogyakarta oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1785.

BACA JUGA:Cerita Mitos Tentang Ibu, Ada yang Tidak Masuk Akal, Ini Lima Mitos Ibu Hamil yang Sangat Populer di Indonesia

Motif parang dan variasinya menjadi batik larangan yang sangat ditekankan di Keraton Yogyakarta pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII (1921-1939)

Berikut 7 larangan memakai jarik motif parang rusak saat pernikahan serta alasannya:

1. Tanda Ketidaksetiaan

Jarik motif parang yang rusak dapat dianggap pertanda ketidaksetiaan dalam pernikahan.

Motif ini memiliki makna kesetiaan. Jika jariknya rusak, hal ini bisa diartikan sebagai awal yang tidak baik untuk pernikahan.

2. Kehancuran dan Kerusakan

BACA JUGA:6 Jenis Burung Pembawa Rezeki dan Petaka, Mitos atau Fakta?

Motif parang salah satunya melambangkan kekuatan dan keberanian.

Jarik yang rusak dianggap juga sebagai simbol kehancuran dan kerusakan, yang tidak seharusnya terkait dengan pernikahan yang penuh harapan.

3. Tanda Kemiskinan

Jarik motif parang yang rusak dapat dianggap sebagai pertanda Kemiskinan.

Dalam tradisi masyarakat Jawa, ada keyakinan pernikahan yang dimulai dengan jarik yang rusak akan membawa keluarga ke dalam kondisi Kemiskinan.

4. Gangguan Rohani

BACA JUGA:3 Mitos Tempat Wisata di Indonesia, Ada yang Bisa Datangkan Jodoh, Jodohnya Cantil dan Ganteng, Ini Tempatnya

Motif parang juga kerap dikaitkan dengan perlindungan dari gangguan

Jarik yang rusak dapat membuat pengantin rentan terhadap gangguan yang bisa mengganggu kebahagiaan mereka dalam membangun bahtera rumah tangga.

Sumber: