Cerita Mitos Tiga Hewan Pembawa Sial, Pelihara Burung Kecici dan Kacer Tidak Boleh, Ternyata Ini Tujuannya

Cerita Mitos Tiga Hewan Pembawa Sial, Pelihara Burung Kecici dan Kacer Tidak Boleh, Ternyata Ini Tujuannya

Burung kecici atau ciblek yang memiliki cerita mitos-istimewa-raselnews.com

RASELNEWS.COM - Cerita yang dianggap mitos yang berkembang di masayarakat jaman dahulu ternyata ada yang bermanfaat besar untuk keseimbangan alam dan kelestarian sejumlah hewan.

Masyarakat jaman dahulu memiliki cerita mitos yang melarang seseorang menangkap hewan tertentu karena disebut akan berdampak pada kesehatan dan keselamatan.

BACA JUGA:Job Fair 2023 Dibuka Besok, Ada 556 Lowongan Kerja di Bengkulu

BACA JUGA:Harimau Sumatera Terancam Punah, Saat Ini Populasi di Alam Liar Semakin Sedikit, Ternyata Ini Penyebabnya

Bagi siapa saja yang melanggar, konon akan mengalami nasib sial atau mendapat karma dari perbuatannya menangkap atau membunuh hewan tersebut.

Mitos berkembang dimasyarakat ini terbukti ampuh menjaga kelestarian berbagai jenis hewan dan tumbuhan karena masyarakat takut terkena karma jika melanggar mitos tersebut.

BACA JUGA:Viral, Pengakuan Kasir Toko Gelato di Jakarta Curi Uang Rp 45 Juta Modus QRIS Pribadi

BACA JUGA:Satgas TMMD Bengkulu Selatan Salurkan Air Bersih Untuk Masyarakat

Namun saat ini mitos itu sudah tidak dipercayai lagi oleh masyarakat jaman moderen. Akibatnya sejumlah hewan yang dulunya lestari kini sudah terancam punah.

Berikut tiga jenis hewan yang memiliki mitos membawa petaka bagi orang yang menagkap atau membunuhnya pada jaman dahulu:

BACA JUGA:Belajar dari Zimbabwe, Negara Terdampak Inflasi Paling Parah, Uang 100 Miliar Dolar Cuma Bisa Beli 3 Telur

BACA JUGA:BKN: Tak Ada Perpanjangan Pendaftaran CPNS dan PPPK Lagi! SImak Seleksi CASN Terbaru

1. Mitos tentang burung kecici atau ciblek

Masyarakat jaman dahulu memiliki mitos tentang burung kecici. Konon burung kecici tidak boleh ditangkap atau dipelihara jika tidak ingin terkena sial.

Kesialan yang akan dialami oleh orang yang menangkap atau memelihara burung kecici adalah menderita gatal gatal pada tubuh, terutama di area pantat.

BACA JUGA:Fakta Unik Giethoorn: Desa Terbersih di Dunia dan Tanpa Jalan Raya yang Dibangun Para Penggali Parit

BACA JUGA:BREAKING NEWS: RSHD Manna Heboh, Pria Berkaos Hitam Menyusup Masuk Ruang Pasien, Ini yang Terjadi

Bagian tubuh yang gatal itu kemudian akan mengeluarkan nanah dan berbau busuk.

Orang tua jaman dahulu menceritakan mitos ini kepada anak anak sehingga anak anak jaman dahulu tidak berani menangkap atau memelihara burung kecici.

Berkat mitos ini, burung kecici berkembang biak dan lestari. Biasanya burung ini mendiami ladang ladang penduduk, hamparan sawah dan sekitar pemukiman.

BACA JUGA:BREAKING NEWS: Rumah Kades Durian Sebatang di Bengkulu Selatan Terbakar, Warga Panik

BACA JUGA:Daftar Harga Mobil Ferrari di Indonesia Tahun 2023, Ada Seharga Puluhan Toyota Alphard Tipe Tertinggi

Keberadaan burung kecici ini sangat membantu masyarakat jaman dahulu yang sebagian besar bekerja sebagai petani.

Karena burung ini memakan ulat dan belalang yang mengganggu tanaman.

Namun saat ini mitos itu sudah tidak dipercaya lagi oleh masyarakat. Burung kecici diburu untuk dijadikan hewan peliharaan.

Akibatnya saat ini keberadaan burung kecici yang memiliki suara merdu itu sudah sangat jarang dijumpai di alam liar.

BACA JUGA:INI DIA Jawaban Tebak Kata Shopee Tantangan Harian Hari Selasa 10 Oktober 2023, Ambil Vouchernya Sekarang

BACA JUGA:Jangan Heran, Dua Desa di Indonesia Masuk Daftar 10 Desa Terindah di Dunia, Ini Nama Desanya

2. Memelihara Burung Kacer

Dahulu burung kacer yang memiliki kicau merdu masih sangat gampang dijumpai di sekitar pemukiman dan perkebunan warga.

Masyarakat jaman dahulu menyebut burung kacer adalah murai pembawa sial. Sehingga tidak ada warga yang mau memelihara burung kacer.

Konon orang yang menangkap atau memelihara burung kacer akan mengalami kesialan.

Hampir sama dengan burung kecici, orang yang memelihara burung kacer akan mengalami gatal gatal pada tubuh.

Karena mitos itu masyarakat jaman dahulu tidak mau menangkap atau memelihara burung kacer.

BACA JUGA:Buah Tetangga Masuk Perkarangan Rumah, Bolehkah Diambil? Ustadz Adi Hidayat: Ingat, Jangan Diqiyaskan

Sumber: dikutip dari berbagai sumber