Ditempeleng dan Ditendang, Murid SD di Bengkulu Selatan Alami Pengentalan Darah di Dada, Nih Pelakunya
Murid SD di Bengkulu Selatan dirawat setelah diduga dianiaya penjaga sekolah tempat ia menuntut ilmu-istimewa/sugio aza putra-raselnews.com
BENGKULU SELATAN, RASELNEWS.COM - Kekerasan dalam dunia pendidikan kembali terjadi di Kabupaten BENGKULU SELATAN.
Seorang murid sekolah dasar (SD) Negeri di wilayah Kecamatan Bunga Mas Kabupaten Bengkulu Selatan, Bengkulu berinsial F (9) diduga dianiaya dengan cara ditempeleng dan ditendang. Pelakunya diduga penjaga sekolah tempatnya menimba ilmu.
Akibat penganiayaan tersebut, tubuh mungil korban mengalami cidera serius. Bahkan korban harus dirujuk ke rumah sakit di Palembang Sumatera Selatan karena ada pengumpalan darah di dada.
BACA JUGA:Viral Wanita Senang Dapat Akta Cerai: Terima Kasih Ya Allah Engkau Telah Mengakhiri Penganiayaan Ini
Pasca penganiayaan tersebut, kondisi kesehatan korban belum stabil. Hingga Jumat, 31 Mei 2024 korban masih dirawat intensif di rumah sakit.
Orang tua korban sudah melaporkan penganiayaan tersebut ke Polres Bengkulu Selatan. Polisi sudah meminta keterangan beberapa pihak untuk mencari titik terang perkara itu.
Namun polisi belum bisa menyimpulkan karena korban belum bisa dimintai keterangan.
BACA JUGA:Kasus Penganiayaan di Bengkulu Selatan Berakhir Damai
"Laporannya sudah kami terima. Dari hasil keterangan yang kami peroleh sementara ini, korban dipukul di kepala dan di tendang di bagian pinggang oleh terlapor.
Terkait kronologis detail dan motif yang pastinya seperti apa, itu masih kami dalami," kata Kasat Reskrim Polres Bengkulu Selatan, AKP Susilo, MH.
Dikatakan Kasat Reskrim, murid SD di Bengkulu Selatan itu masih dirawat di rumah sakit karena ada penggumpalan darah di dada. Namun polisi belum bisa memastikan apakah penggumpalan darah tersebut disebabkan karena penganiayaan yang dialami korban atau karena ada faktor lain.
BACA JUGA:Kasus Penganiayaan Ibu dan Anak Dihentikan
"Pihak keluarga korban melaporkan kejadian ini seminggu pasca kejadian. Bekas kekerasan fisik di tubuh korban sudah habis, tidak ada visumnya.
Tapi karena saat ini korban masih dirawat di rumah sakit karena penggumpalan darah di dada, kami masih menunggu penjelasan dokter apakah penyebab itu karena kekerasan fisik yang dialami korban atau karena penyakit lain," papar Kasat Reskrim.
Informasi yang dihimpun Raselnews.com, penganiayaan tersebut terjadi 30 April 2024 lalu.
BACA JUGA:Warga Air Nipis Bengkulu Selatan Ngamuk, Teman Sendiri Dianiaya Pakai Sajam, Ini Duduk Perkaranya
Ketika itu korban bersama murid lain sedang bermain bola di lapangan sekolah. Kemudian korban menendang bola hingga mengenai kaca jendela rumah penjaga sekolah hingga pecah.
Penjaga sekolah yang mengetahui hal itu langsung emosi. Kemudian menghampiri korban dan diduga melakukan penganiayaan secara membabi buta.
Korban yang masih kecil tidak bisa melawan saat tubuh mungilnya dipukul sang penjaga sekolah. (yoh)
Sumber: