Mobil CVT Diminta Waspada di KM 100 Ribuan, Patuhi 4 Hal Ini! Berikut Alasannya

Mobil CVT Diminta Waspada di KM 100 Ribuan, Patuhi 4 Hal Ini! Berikut Alasannya

Hal yang harus diwaspadai mobil CVT-istimewa-raselnews.com

RASELNEWS.COM - Saat ini, mobil bertransmisi CVT mulai banyak diluncurkan oleh pabrikan. mobil-mobil ini dinilai lebih nyaman, irit, dan kencang, terutama dengan penggerak roda depan yang membuatnya terasa lebih senyap, lincah, dan responsif.

Beberapa contoh mobil CVT yang sudah beredar adalah New Avanza, All New Veloz, New Xpander, New BRV, CRV, X-Trail, dan lainnya.

BACA JUGA:Merawat Mobil Bukan Perkara Mudah, Apalagi Mobil Warna Putih, Begini Tips Perawatan Agar Tetap Kinclong

Namun, dengan segala kelebihannya, apakah mobil CVT adalah yang terbaik untuk keluarga di tanah air?

Ternyata, jawabannya belum tentu, karena ada beberapa masalah yang perlu dipahami oleh para penggunanya sesuai kondisi jalanan di Indonesia.

CVT adalah jenis transmisi kendaraan yang memanfaatkan daya gesekan antara dua buah puli dengan sabuk baja yang berada di dalam blok mesin dan dilumasi oleh oli CVT.

BACA JUGA:Daripada Rusak Parah, 4 Masalah Umum Kerap Dialami Mobil Honda Mobilio

Sabuk baja ini dibuat dari ratusan lempengan baja yang dijalin menjadi satu kesatuan, sehingga menghasilkan sabuk baja yang lentur, kuat untuk mendorong puli, dan tahan terhadap panas hasil gesekan.

Dengan adanya transmisi CVT, tercipta rasio putaran mesin yang halus tanpa hentakan saat perpindahan gigi, sehingga mobil CVT lebih responsif, senyap, dan irit bahan bakar.

Sayangnya, ketika mobil CVT digunakan di medan jalanan Indonesia, sabuk baja pada mobil CVT bisa menjadi mudah pecah. Kepingan bajanya akan berserakan di dalam blok mesin, menyebabkan mesin mati total.

BACA JUGA:Jika Muncul 4 Tanda Ini di Mobil Anda, Segera Ganti Oli Gardan, Jangan Tunggu Lagi

Kerusakan pada transmisi CVT seringkali tidak bisa diperbaiki, sehingga harus diganti satu set dengan biaya mencapai Rp 60 juta.

Selain itu, kerusakan juga bisa disebabkan oleh usia pakai mobil. Saat mobil memiliki jarak tempuh sekitar 150 ribu km, potensi sabuk baja untuk pecah sangat tinggi, dengan gejala utama seperti mobil tersendat, bergetar, dan suara keras dari bagian blok mesin.

Kerusakan transmisi CVT juga akan membuat mobil kehilangan daya putaran roda meskipun RPM sudah tinggi, yang jika dipaksakan akan berujung pada mesin mati total.

BACA JUGA:Selain Overheat, Ternyata Ini 'Penyakit' Lain Mobil Daihatsu Terios

Karena persoalan ini, harga jual mobil CVT dengan jarak tempuh 100-150 ribu km menjadi lebih murah dibandingkan mobil bermesin matic konvensional.

Nah, bagi pemilik mobil CVT, patuhi 4 hal berikut ini:

1. Mobil CVT tidak cocok untuk medan jalanan menanjak, apalagi dengan beban yang berat. Contoh nyata adalah pada Veloz dengan beban tujuh penumpang yang tidak kuat menanjak.

Jika terus dipaksakan, transmisi CVT akan segera rusak. Mobil ini juga tidak cocok untuk hobi off-road.

2. Mobil CVT tidak cocok untuk balapan yang membutuhkan perpindahan gigi cepat dan agresif, karena akan merusak sabuk baja dan puli dalam waktu singkat.

Sumber: