Antrean Solar di Bengkulu Selatan Tak Habis-habis, Warga Pasang “Tanda Larangan”

Antrean Solar di Bengkulu Selatan Tak Habis-habis, Warga Pasang “Tanda Larangan”

PASANG: Warga sekitar SPBU Kutau memasang rambu-rambu sebagai tanda larangan mengantre berhenti di depan toko bagi truk pengantre BBM-Rezan Oktawesa-raselnews.com

BENGKULU SELATAN, RASELNEWS.COM - Sulitnya mendapatkan BBM subsidi jenis solar, menyebabkan antrean truk dan kendaraan berbahan bakar solar terlihat tidak pernah berhenti di SPBU Kutau.

Untuk mendapatkan BBM, tidak jarang pemilik truk dan kendaraan besar lainnya, sengaja meninggalkan kendaraan mereka dalam antrean.

Akibatnya, kemacetan panjang terjadi. Apalagi antrean truk dan kendaraan besar lainnya tersebut berada di kiri-kanan badan jalan.

Bukan hanya dikeluhkan pengguna jalan yang melintasi SPBU Kutau, warga dan pemilik usaha di lokasi tersebut juga mengeluhkan antrean truk dan kendaraan besar yang berada di depan toko mereka. Hal itu dinilai menghalangi pembeli untuk mampir berbelanja.

BACA JUGA:Aneh Tapi Nyata: “Pengunjal” Ditangkap, Antrean di 3 SPBU Bengkulu Selatan Langsung Sepi

“Sebetulnya kami keberatan dengan aktivitas para sopir yang setiap hari mengantre BBM bio solar. Mereka ini ngantrenya lama dan sangat panjang. Akibatnya jualan kami tidak laku lagi  karena tempat usaha tertutup kendaraan pengantre BBM,” keluh Asep Sutrisno (44) salah seorang pemilik usaha tekstil Kelurahan Kota Medan kepada Rasel, kemarin (28/10/2022).

Ia mengaku telah beberapa kali mengingatkan para pengantre untuk memberi sedikit ruang untuk pelaku usaha melancarkan kegiatannya.

Namun upaya itu gagal karena banyak sopir yang membandel.

“Kalau diingatkan terus, kami khawatir nanti terjadi salah paham. Karena memang badan jalan itu hak semua warga negara,” terang Asep.

Agar tidak menutupi tempat usahanya, Asep akhirnya terpaksa meletakkan pot bunga beserta kursi sebagai tanda larangan berhenti di depan toko.

BACA JUGA:Antrean Truk Pengangkut TBS di PT APLS Ganggu Arus Lalu Lintas

Rambu tersebut dipasang setiap hari karena antrean truk dan kendaraan besar lainnya tidak pernah berhenti.

“Malam rambunya kami lepas. Kkarena khawatir membahayakan pengendara lain,” sambung Asep.

Warga lainnya, Jannah Sumaiti (47), juga mengeluhkan hal serupa. Ia mengaku terjadi penurunan pendapatan semenjak antrean truk yang sangat padat.

Tak hanya itu, dirinya mengaku kesulitan mengeluarkan kendaraan dari rumah ketika para pengantre meletakkan mobil tepat di depan rumahnya.

“Kadang mereka (pengantre BBM) berada di sini hingga larut malam. Bagaimana lagi kami mau lancar berusaha kalau seperti ini. Kamipun bingung harus mengadu kepada siapa,” ungkap Jannah.

Wajib Pakai SNTK

Sementara itu, Pengawas SPBU Ibul, Topan Adi Kurniawan mengaku pihaknya mengharuskan setiap pengantre terutama pemilik kendaraan roda empat agar menunjukkan STNK ketika ingin isi BBM subsidi.

BACA JUGA:Antrean Panjang, Polisi Incar Pemain Minyak di Bengkulu Selatan

Hal ini untuk mengantisipasi tindak kecurangan pembelia BBM serta potensi pengendara untuk antre berulang.

“Selain input nopor polisi kendaraan, STNK juga wajib ditunjukkan saat ini BBM. Jika tidak bisa, maka kami berhak menolak permohonan pengendara, atau lebih baik isi BBM non subsidi saja,” ujarnya.

Dijelaskan Topan, per hari ada sekitar 5000 kendaraan yang rutin isi BBM di SPBU tersebut.

Rerata pengendara berasal dari Kabupaten BS, dan sebagian adalah kendaraan lintas provinsi yang mengangkut barang atau paket barang.

“Sekitar 5000 kendaraan termasuk motor dan juga kendaraan roda tiga. Jumlah ini tidak berkurang atau bertambah, pelanggan di sini cukup tertib dan mengikuti petunjuk SPBU,” ungkapnya.

BACA JUGA:Kuota Bertambah, Antrean BBM di Bengkulu Selatan Kembali Normal

Sementara untuk persediaan BBM bio solar, Topan mengaku SPBU Ibul tidak melayani pembelian BBM bio solar karena stoknya memang tidak disediakan.

Stok BBM yang ada hanya pertalite, pertamax, pertamina dex, pertamax turbo, dan dexlite. (rzn)

Sumber: