Kasus Stunting di Bengkulu Selatan, Dinas Kesehatan Lakukan Desiminasi Analisa Pengukuran Stunting

Kasus Stunting di Bengkulu Selatan, Dinas Kesehatan Lakukan Desiminasi Analisa Pengukuran Stunting

Dinkes Bengkulu Selatan melakukan pertemuan diseminasi hasil analisa pengukuran aksi stunting di Bengkulu Selatan-Wawan Suryadi-raselnews.com

BENGKULU SELATAN, RASELNEWS.COM - Kasus stunting atau gagal tumbuh masih ditemukan di Kabupaten Bengkulu Selatan tahun 2022.

Dinas Kesehatan Bengkulu Selatan menggelar pertemuan desiminasi analisa pengukuran stunting. Tujuannya melengkapi data seluruh kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka penanganan dan pencegahan kasus stunting di Bengkulu Selatan sepanjang tahun 2022.

Kepala Dinas Kesehatan Bengkulu Selatan, Didi Ruslan M.Si mengatakan, sesuai ketentuan  Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 mengamanatkan 5 Pilar startegi nasional (Stranas) yang harus dilaksanakan dalam rangka percepatan penurunan angka stunting.

BACA JUGA:Kasus Stunting di Bengkulu Masih Tinggi, Ini Upaya Pemprov

Dalam pilar ke-3 yaitu konvergensi intervensi yaitu pelaksanaan aksi konvergensi delapan aksi percepatan penurunan stunting yang dilaksanakan oleh semua kabupaten/kota.

Delapan aksi intergrasi merupakan instrumen dalam bentuk kegiatan untuk meningkatkan konvergensi intervensi spesifik dan sensitif percepatan penurunan stunting.

Salah satu aksi integrasi tersebut adalah publikasi hasil analisis prevalensi stunting. Data prevalensi stunting didapat dari hasil pengukuran status gizi balita yang dilaksanakan disetiap tingkatan mulai dari tingkat desa, Puskesmas dan kecamatan.

BACA JUGA:Tahun 2024 Pemda Bengkulu Selatan Targetkan Zero Kasus Stunting

Dikabupaten Bengkulu Selatan sudah menetapkan desa lokus stunting yang didasarkan kepada data yang diinput.

“Penanganan stunting sudah menjadi tanggung jawab bersama, kedepan diharapkan dengan pertemuan diseminasi hasil analisasi ini didapatkan data yang akurat terkait stunting di Bengkulu Selatan, sehingga dengan mudah dan cepat dilakukan penanganan,” terang Didi.

Disampaikan Didi, pengukuran dan publikasi data  stunting sebagai upaya Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan dalam memperoleh data prevalensi stunting terkini pada skala layanan Puskesmas, kecamatan, dan desa.

BACA JUGA:Duh! Stunting di Bengkulu Selatan Tembus 25.1 Persen

Hasil pengukuran tinggi badan anak di bawah lima tahun serta publikasi data stunting digunakan untuk memperkuat komitmen pemerintah daerah dan masyarakat dalam gerakan bersama penurunan stunting.

Tujuan pengukuran dan publikasi data stunting adalah untuk mengetahui status gizi anak sesuai umur, mengukur prevalensi stunting di tingkat desa, kecamatan dan kabupaten/kota secara berkala yang dilaporkan secara berjenjang mulai dari Posyandu ke Dinkes.

“Petugas tingkat bawah harus rutin melakukan pengukuran status gizi terutama stunting pada balita. Kegiatan pengukuran panjang badan atau tinggi badan bersamaan dengan bulan penimbangan balita  terintegrasi dengan pemberian kapsul vitamin A yang  dilakukan dua kali dalam setahun,” terangnya. (one)

Sumber: kepala dinas kesehatan bengkulu selatan