Batavia Kecil di Bengkulu, Dulu Jadi Rebutan, Kini Hanyalah Desa Terisolir, Inilah Sejarah Lebong Tandai
Penampakan desa lebong tandai-istimewa-raselnews.com
MOLEK bisa melaju dengan kecepatan kisaran 10 - 15 kilometer perjam. Sehingga dibutuhkan waktu hingga empat jam dari Desa Lebong tandai untuk sampai ke Air Tenang.
Estimasi itu jika perjalanan mulus, namun kalau ada gangguan di perjalanan, waktu bisa molor hingga berjam jam.
Alat transportasi MOLEK ini di-design layaknya kereta api mini berbahan kayu, dengan mesin penggerak menggunakan diesel.
BACA JUGA:Yamaha Mio 160 Hadir Dengan Spek Yang Garang, Gunakan Dex Rata, Siap Lawan Honda Vario 160
BACA JUGA:Kuota Solar di Bengkulu Dikurangi, Antrean Kendaraan di SPBU Mengular, Sopir Mengeluh
Selain itu, yang paling unik dari alat transportasi ini adalah dengan peralatan seadanya, MOLEK dapat diangkat dengan tenaga manusia jika terdapat MOLEK lain yang melintas berbarengan.
Masyarakat yang ingi mengunjungi Desa Lebong Tandai atau mau keluar dari Desa Lebong tandai mengendarai MOLEK sebaiknya membawa bekal.
Karena sepanjang perjalanan 35 km, tidak akan dijumpai rumah makan atau warung yang menjual makanan.
BACA JUGA:INI DIA 10 Besar Calon Anggota KPU Bengkulu Selatan 2023-2028
BACA JUGA:Cek Rekening! Bansos untuk Anak Yatim Piatu 2023 Cair Rp 600 Ribu, Tapi Tidak untuk 5 Kategori Ini
Walaupun butuh perjuangan untuk sampai ke Desa Lebong Tandai, namun perjalanan akan memberikan kesan dan pengalaman tersendiri yang tidak akan didapatkan ditempat lain.
Lebong Tandai juga menyuguhkan keindahan alam berupa air terjun DAM peninggalan Belanda setinggi 25 meter.
Di air terjun ini masih ditemui ikan endemik suku Pekal yakni ikan Kelari.
Air terjun ini memiliki sumber air panas dan dihasi napal petak.
BACA JUGA:Wajar Petani di Bengkulu Mengeluh Sulit Dapatkan Pupuk Bersubsidi, Ternyata Ini Penyebabnya
Sumber: dikutip dari berbagai sumber