Rumah Sakit dan Puskesmas Tidak Boleh Repotkan Pasien BPJS, Wajib Berikan Pelayanan Prima!

Rumah Sakit dan Puskesmas Tidak Boleh Repotkan Pasien BPJS, Wajib Berikan Pelayanan Prima!

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Bengkulu, Mahyuddin, SE, AAAK-istimewa-raselnews.com

BENGKULU, RASELNEWS.COM - Pembedaan pelayanan antara pasien umum dengan pasien BPJS masih sering ditemui di puskesmas ataupun rumah sakit.

Pasien yang berobat memakai kartu BPJS sering dikucilkan, pelayanan yang diberikan tidak maksimal. Bahkan pihak rumah sakit atau puskesmas terkesan sengaja merepotkan pihak pasien BPJS yang ingin mendapat pelayanan kesehatan.

Misalnya saja saat akan berobat pasien wajib menunjukan kartu BPJS dan melampirkan foto kopi KTP kepada petugas. Pasien yang tidak membawa kartu BPJS dan tidak ada foto kopi KTP diwajibkan mengambil atau melengkapi syarat tersebut jika ingin dilayani pengobatan.

BACA JUGA:Cara dan Syarat Pinjam Rp 25 Juta di BPJS Ketenagakerjaan, Mudah dan Cepat, Bunga Rendah

Hal itu jelas merepotkan pasien, sebab harus bolak balik mengurus dokumen demi bisa dilayani. Padahal beberapa pasien ada yang dalam kondisi darurat, membutuhkan pelayanan cepat.

Menyikapi hal itu, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Bengkulu, Mahyuddin, SE, AAAK menegaskan pasien BPJS tidak boleh direpotkan dengan urusan administrasi.

Pihak pelayanan kesehatan wajib mengutamakan pelayanan. Sebab proses administrasi untuk pasien BPJS bisa dibuat ringkas, jangan dibuat rumit.

BACA JUGA:BPJS Kesehatan Buka Lowongan Kerja Posisi Admin, Lamaran Ditunggu 24 Februari 2024, Buruan!

"Memang masih ada ditemui faskes yang meminta pasien menunjukan kartu BPJS saat berobat. Padahal itu tidak perlu, cukup ada NIK saja itu sudah bisa dicek apakah BPJS aktif atau tidak. Jadi tidak usah meminta kartu BPJS-nya langsung, soalnya itu bisa merepotkan pasien, pelayanan pun dapat terhambat," kata Mahyudin.

Selain syarat administrasi, lanjut Mahyudin pihaknya juga masih sering mendengar keluhan pasien BPJS yang diminta puskesmas atau rumah sakit membeli obat keluar dengan alasan obat yang diinginkan tidak tersedia di apotek rumah sakit.

Hal itu tentu saja tidak diperbolehkan. Jika hal itu terjadi, maka pihak faskes melanggar perjanjian pelayanan yang sudah dibuat.

BACA JUGA:Informasi Dari BPJS Kesehatan, Masyarakat Wajib Tahu, Penting! Ini Menyangkut Keselamatan

"Biasanya disetiap faskes itu ada dibuat beberapa perjanjian pelayanan, termasuk soal pelayanan pasien BPJS tidak beli obat keluar. Kalau hal itu terjadi, pasien berhak protes.

Sampaikan keluhan itu kepada manajemen rumah sakit atau puskesmas tempat mendapat perawatan," tegasnya.

Mahyudin meminta pelayanan kepada pasien BPJS tidak dibedakan. Pelayanan harus dilakukan dengan maksimal.

Sebab tujuan pemerintah membuat BPJS adalah untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang merata dan terjangkau. Semuanya dilayani dengan baik tanpa membeda-bedakan. (yoh)

Sumber: