Rasulullah Melarang Tegas Kencing Berdiri, Hasil Penelitian Urologi Mengejutkan

Rasulullah Melarang Tegas Kencing Berdiri, Hasil Penelitian Urologi Mengejutkan

hukum kencing berdiri dan menurut ilmu kedokteran-istimewa-freepik.com

RASELNEWS.COM - Adab buang hajat menjadi salah hal yang harus diperhatikan dalam Islam. Salah satunya duduk ketika kencing. kencing berdiri dianggap sebagai perbuatan yang kurang baik dan tidak dianjurkan oleh syariat.

Hal ini pun sejalan dengan hasil penelitian urologi, salah satu ilmu spesialisasi kedokteran yang berkonsentrasi pada gangguan atau masalah kesehatan di saluran kemih dan reproduksi pada pria.

BACA JUGA:Jangan Terkecoh! 7 Kelompok Agama di Indonesia Ini Ternyata Bukan Islam, No 1 Mengubah Syahadat

Rasulullah sendiri secara tegas melarang kencing dengan cara berdiri. Larangan ini terdapat dalam hadits riwayat Sahabat Jabir bin Abdillah yang artinya: "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kencing dengan berdiri,” (HR Baihaqi).

Dalam sebuah hadist Sayyidah ‘Aisyah menjelaskan yang artinya:

"Diriwayatkan dari ‘Aisyah radliyallahu ‘anha beliau berkata, ‘Barangsiapa yang berkata bahwa Rasulullah kencing dengan berdiri, maka jangan kalian benarkan. Rasulullah tidak pernah kencing kecuali dengan duduk’.” (HR. An-Nasa’i)

Namun, apakah larangan dalam hadits ini menunjukkan keharaman kencing dengan berdiri atau hanya makruh? Para ulama sepakat bahwa kencing dengan berdiri adalah perbuatan yang makruh selama tidak ada uzur (kendala).

BACA JUGA:Umat Islam Wajib Tahu, Dua Metode Menentukan Awal Puasa Ramadhan Menurut Nabi Muhammad, Ini Caranya

Artinya, pelakunya tidak berdosa, meski perbuatan ini sebaiknya dihindari. Hukum makruh ini hilang jika seseorang memiliki uzur, seperti penyakit atau luka yang menyulitkan kencing dengan duduk.

Sementara itu, dalam ilmu urologi, kencing berdiri adalah tindakan yang salam. Penelitian menunjukkan bahwa kencing berdiri kurang sehat dibandingkan dengan buang air kecil dalam posisi duduk.

Survei YouGov mengungkapkan bahwa di 13 negara, sebagian besar pria mengaku selalu kencing berdiri.

Jerman adalah satu-satunya negara di mana mayoritas prianya buang air kecil sambil duduk. Sekitar 60 persen pria di Jerman selalu memilih kencing duduk daripada berdiri.

BACA JUGA:Tidak Wajib! Ini Tata Cara Ziara Kubur Jelang Ramdhan, Umat Islam Wajib Tahu

Kebiasaan pria di Jerman sangat berbeda dengan pria di Amerika Serikat dan Singapura. Hanya 23 persen pria di AS yang lebih suka kencing duduk, sedangkan di Singapura, hanya 20 persen pria yang lebih suka kencing duduk.

Sebaliknya, sekitar 10 persen pria di Jerman mengaku tidak pernah kencing duduk. Di Singapura, pria yang menolak kencing duduk mencapai 32 persen.

Menurut YouGov, yang dikutip oleh IFLScience, pria Jerman tetap memilih untuk kencing duduk meskipun dalam bahasa Jerman ada istilah khusus untuk pria yang kencing duduk, yaitu "sitzpinkler".

Faktanya, urologis menyatakan bahwa kencing berdiri kurang sehat dibanding kencing duduk. Selain itu, kencing duduk lebih higienis karena tidak ada percikan air seni ke mana-mana.

BACA JUGA:8 Dandanan Muslimah yang Dilarang Dalam Islam, Nomor 3 Sering Terlupakan

Gerald Collins dari Alexandra Hospital menyatakan kepada Telegraph bahwa kencing duduk lebih cepat dan lebih mudah mengosongkan kandung kemih, karena tubuh berada dalam posisi yang santai.

Selain itu, posisi duduk juga lebih sehat seiring bertambahnya usia pria. Semakin tua, risiko pembesaran prostat semakin tinggi. Pria dengan kondisi ini akan kesulitan mengosongkan kandung kemih, sehingga rentan terhadap infeksi saluran kemih dan batu ginjal.

Studi yang membandingkan pria yang terbiasa kencing berdiri dan duduk yang mengidap gejala saluran kemih bawah atau Lower Urinary Tract Symptoms (LUTS), menunjukkan bahwa posisi duduk memperlancar aliran kencing.

"Kami menyimpulkan bahwa posisi duduk adalah yang terbaik untuk pria dengan masalah buang air kecil karena prostat yang membesar. Pada pria sehat, tidak ditemukan perbedaan signifikan. Ini penting, karena sisa air seni di saluran kemih bisa menyebabkan banyak komplikasi," kata Collins.

BACA JUGA:Apa Hukum Adopsi dan Mengangkat Anak dalam Islam?

Meskipun saat ini perbedaan mencolok hanya ditemukan pada pria dengan prostat yang membesar, sekitar 90 persen pria di usia 80-an mengidap kondisi ini. Oleh karena itu, sebaiknya membiasakan diri sejak dini. (and)

Sumber: