Profesi Chef Profesional Didominasi Kaum Pria, Ada Apa dengan Wanita?
Profesi Chef Profesional Didominasi Kaum Pria, Ada Apa dengan Wanita? -istimewa-freepik.com
RASELNEWS.COM - Memasak sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Baik wanita maupun pria. Bahkan, kini memasak telah berkembang menjadi profesi menjanjikan yang dikenal sebagai chef atau juru masak.
Namun, pernahkah kamu menyadari bahwa mayoritas koki atau chef profesional adalah pria?
BACA JUGA:Mengenal 5 Jenis Jeruk dan Manfaatnya Bagi Kesehatan dan Masakan
Menjadi seorang chef memerlukan konsentrasi tinggi dan kestabilan emosi. Bahkan saat sedang sedih, seorang chef tetap harus menyajikan makanan dengan sepenuh hati agar konsumen dapat merasakan cita rasa terbaik.
Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian IPB University, Profesor Dede Robiatul Adawiyah, mengungkapkan melalui risetnya menjelaskan adanya perbedaan antara chef laki-laki dan wanita.
BACA JUGA:13 Manfaat Brokoli untuk Kesehatan dan Cara Memasaknya dengan Benar
Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa mayoritas chef profesional adalah kaum pria.
Secara umum, terdapat perbedaan sensitivitas antara laki-laki dan perempuan. Menurut penelitian Profesor Dede pada 2015, wanita cenderung lebih sensitif dalam mendeteksi rasa, bahkan pada konsentrasi rendah.
Namun, sensitivitas ini dipengaruhi oleh kondisi emosional dan metabolisme tubuh, yang dapat berubah akibat siklus menstruasi atau kehamilan.
BACA JUGA:Manfaat dan 6 Cara Masak Makanan Laut dengan Benar
Sebaliknya, pria lebih konsisten karena tidak mengalami perubahan metabolisme bulanan. Konsistensi ini menjadi keunggulan dalam menciptakan produk pangan dengan kualitas rasa yang stabil.
Di sisi lain, pekerjaan sebagai chef juga dikenal sangat berat dan membutuhkan tenaga besar. Menurut salah satu head chef di National Convention Center, profesi ini tidak hanya soal memasak tetapi juga menciptakan produk baru.
Misalnya, menggabungkan masakan tradisional Indonesia dengan cita rasa internasional.
BACA JUGA:Bolehkah Panitia Mengambil dan Memasak Daging Kurban? UAS dan Buya Yahya Tegas
Lingkungan dapur profesional sering kali penuh tekanan dan membutuhkan fisik serta mental yang kuat.
Karena itu, banyak wanita lebih memilih bidang pastry atau bakery, yang dianggap memiliki tingkat tekanan lebih rendah dibandingkan dapur restoran atau hotel.
Menjadi chef memang tidak mudah. Banyak pengalaman pahit harus dilewati, seperti dikritik keras atau bahkan menghadapi tekanan dari atasan. Namun, semua itu membentuk mental yang tangguh.
BACA JUGA:Rahasia Umur Panjang Orang Jepang Terungkap, Kuncinya Pada Masakan Ini
Bagi Anda yang bercita-cita menjadi chef, penting untuk memperkuat mental dan bersiap menghadapi tantangan.
Memasak mungkin terlihat mudah di layar televisi, tetapi perjalanan sebenarnya jauh lebih panjang dan penuh perjuangan.
Meski demikian, memasak tetaplah aktivitas yang menyenangkan dan memiliki manfaat besar. Siapa pun, di mana pun, dan kapan pun, bisa menikmati seni memasak ini. (**)
Sumber: