Meledak, PMK di Bengkulu Selatan Tembus 212 Kasus

Meledak, PMK di Bengkulu Selatan Tembus 212 Kasus

Pemeriksaan sapi yang terkena PMK--

RASELNEWS.COM, BENGKULU SELATAN- Kasus PMK (penyakit mulut dan kuku) pada hewan ternak di Kabupaten Bengkulu Selatan meledak. Hingga kemarin (5/7), tercatat 212 kasus PMK di dua Kecamatan di Kabupaten Bengkulu Selatan. Yakni Kecamatan Pino Raya dan Kecamatan Pasar Manna.

Jumlah ini meningkat signifikan dari data sepekan sebelumnya yang hanya 180 kasus saja. Rinciannya 179 kasus menjangkit sapi bali, 32 kasus menjangkit kerbau, dan 1 kasus ditemukan pada sapi brahman yang menyebabkan sapi tersebut mati.

BACA JUGA:Kasus PMK Makin Tinggi, Wajib Desinfeksi Kandang Ternak

“Kasus PMK kian meluas, sebelumnya hanya Kecamatan Pino Raya yang terkena, namun sekarang sudah meluas ke Kecamatan Pasar Manna. Dari ratusan kasus ini, baru sekitar 20 ternak yang berhasil dipulihkan,” ujar Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian BS, Yasirli, SP, MM.

Dijelaskan Yasirli, meluasnya kasus PMK lantaran peternak belum melakukan sterilisasi kandang secara menyeluruh. Bahkan, masih ada pemilik ternak yang mencampurkan antara sapi yang sudah terjangkit PMK dengan sapi lain yang masih sehat.

Akibatnya penularan yang disebabkan virus ini semakin cepat dan meluas. Disamping itu, aktifitas jual beli ternak yang berpindah dari suatu lokasi ke lokasi lain juga menjadi wadah penularan virus PMK yang tinggi.

“Meski virus PMK ini tidak langsung membunuh ternak. Namun, dampak serangan virus ini sangat fatal. Ternak terkena PMK tidak bisa makan dan minum karena bibir dan lidah melepuh. Makanya segera sterilisasi kandang,” jelas Yasirli.

BACA JUGA:Kecamatan Pino Raya Zona Merah PMK

Sementara untuk pemberian obat PMK, dirinya mengaku tim kesehatan hewan Distan BS saat ini terus membagikan paket obat dan penyuntikan. Harapannya, semua ternak yang terjangkit bisa sembuh dan wabah ini segera dihentikan.

“Yang mengkhawatirkan lagi, serangan PMK ini bisa mengancam keselamatan ternak untuk qurban. Jika ternak qurban milik warga terserang virus ini, maka pemulihannya cukup lama. Sementara penyembelihan hewan quran tak lama lagi dilakukan,” bebernya.

Sedangkan dana bantuan tak terduga (BTT) untuk pengendalian wabah penyakit dari Pemkab BS hingga saat ini belum ada tanda-tanda akan turun. Meski demikian, pihaknya akan tetap mengupayakan dana tersebut jika nanti kasus PMK sudah sangat mengancam dan berpotensi menimbulkan kerugian besar bagi peternak.

“Dana untuk bantuan khusus wabah PMK belum ada. Sejauh ini, dana penanggulangan masih menggunakan anggaran di Dista. Mudah-mudahan saja wabah ini cepat selesai. Sehingga peternak tidak terus-terus khawatir,” demikian Yasirli. (rzn)

Sumber: kabid peternakan dinas pertanian bengkulu s