Melihat Lebih Dekat Produksi Dandang Rumahan di Bengkulu Selatan: Modal Rp5 Juta, Kini Omzet Puluhan Juta

Melihat Lebih Dekat Produksi Dandang Rumahan di Bengkulu Selatan: Modal Rp5 Juta, Kini Omzet Puluhan Juta

Proses pembuatan dandang di usaha rumahan milik Mulyadi, warga Bengkulu Selatan-rezan okto wesa-raselnews.com

Membuka usaha berarti membuka keran uang. Begitulah kata-kata yang cocok disematkan kepada Mulyadi (50) pengrajin dandang rumahan yang beralamat di Jalan Trip Kastalani Kecamatan Pasar Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan.

Ia mulai menggeluti usaha pembuatan dandang dan produk sejenisnya sejak 20 tahun lalu. Saat ini usaha Mulyadi kian berkembang, bahkan dirinya mampu meraup omzet puluhan juta setiap bulannya.

BACA JUGA:Bantuan UMKM Tahap 2 di Bengkulu Selatan Disalurkan Desember

Laporan: REZAN OKTOWESA

SEJAK Tahun 2002 silam atau sekitar 20 tahun lalu, Mulyadi (51) warga Jalan Trip Kastalani Kecamatan Pasar Manna mulai menggeluti usaha pembuatan dandang dan peralatan masak berbahan alumunium.

Berbekal ilmu pengetahun yang dia dapat saat membantu sang ayah membuat dandang, Mulyadi memberanikan diri untuk membuka usaha secara mandiri.

Modal pertama yang Mulyadi sediakan untuk membuka usaha produksi dandang saat itu sekitar Rp 5 juta.

BACA JUGA:Produk UMKM Lokal Harus Mampu Bersaing

Dana tersebut ia gunakan untuk membeli mesin press, mata bor, kawat baja, lembaran alumunim serta peralatan yang dibutuhkan lainnya.

Kini, usahanya semakin berkembang. Per hari Mulyadi bisa memproduksi lima hingga tujuh dandang berukuran besar dengan harga bervariasi.

Semua dandang tersebut dijual ke para pedagang pecah belah maupun konsumen yang datang langsung.

Jika dikalkulasikan, sebulan omzet yang diraih Mulyadi mencapai Rp30 juta hingga Rp40 juta.

BACA JUGA:Dua Jalan di Bengkulu Diusulkan Jadi Jalan Nasional

“Dulu awalnya coba-coba, karena bingung mau bikin usaha apa. Saya memang sering bantu ayah saya bikin dandang saat kecil, karena kebetulan ayah saya dulu bisa merakit dandang. Dengan pengalaman itu, lalu saya perdalami lagi dan akhirnya punya usaha sendiri,” ujarnya kepada Raselnews.com.

Diceritakan Mulyadi, tidak banyak bahan yang diperlukan untuk membuat dandang ataupun barang sejenisnya.

Ia hanya perlu menyiapkan bahan baku utama yakni lembaran alumunium dan kawat sebagai penguat dandang.

Setelah itu, semua barang lalu dirakit di atas mesin press dan diberi lem besi. Lalu untuk finishing bagian pinggir dandang, Mulyadi menggunakan amplas halus dan lem besi agar bagian pinggir dandang tidak tajam dan kokoh.

BACA JUGA:BNI dan LPEI Siapkan Penjaminan untuk Kredit UMKM Ekspor

Untuk satu dandang dengan dengan diamteter 50 sentimeter dan tinggi 60 sentimeter setidaknya butuh satu lembar alumunium ketebalan 0,8 milimeter dan 1,5 meter kawat baja.

Untuk waktu pengerjaan, satu buah dandang besar memakan waktu hingga tiga jam. Sementara untuk produksi barang lain seperti oven butuh waktu hingga empat jam.

“Mulai berkembang itu setelah tahun 2010 keatas. Karena sudah banyak permintaan dari penjual barang pecah belah. Untuk harga bagi, dandang berukuran besar atau muatan enam kulak beras saya jual Rp 350 ribu per buah,” ungkapnya.

Bahkan, di era kemajuan zaman saat ini dandang buatan Mulyadi kian banyak diminati warga. Mulai pedagang bakso, pedagang ayam geprek hingga pelaku usaha rumah makan.

Hal ini karena dandang buatannya terkenal kokoh dan tidak mudah rusak.

BACA JUGA:Bantuan UMKM Jangan Mubazir, Harus Dipantau

“Saya sengaja gunakan bahan asli alumunium agar tidak karatan. Sebetulnya bisa saja pakai bahan yang terbuat dari seng, haganya juga lebih murah. Tapi itu tadi, belum setahun pemakaian dandangnya sudah jebol,” kata Mulyadi.

Lantaran usahanya semakin berkembang, iapun berencana untuk mengembangkan usaha di tempat lain.

Mulyadi juga berkeinginan meningkatkan status usahanya dari yang semua hanya berbasis UMKM kemudian ditingkatkan menjadi skala industri.

“Namanya punya mimpi dan visi itu boleh, saya ingin nanti ada industri pembuatan dandang dan peralatan rumah tangga berbahan alumunium yang memang saya kelola. Namun, ini butuh persiapan dulu. Terutama dari segi modal dan lokasi,” harapnya. (**)

Sumber: