Laksamana Malahayati Perempuan Tangguh Dari Aceh, Balas Dendam Kematian Suami, Duel Dengan Pimpinan Musuh

Laksamana Malahayati Perempuan Tangguh Dari Aceh, Balas Dendam Kematian Suami, Duel Dengan Pimpinan Musuh

Ilustrasi laksamana malahayati perempuan tangguh dari aceh-istimewa-raselnews.com

RASELNEWS.COM - Malahayati laksamana perempuan pertama di dunia, terkenal cerdas dan pemberani.

Bersama pasukan janda yang dia pimpin, berhasil memporak porandakan pasukan penjajah.

Perjuangan Malahayati bermula dari peristiwa perang di perairan Selat Malaka.

Pasukan kasultanan Aceh dipimpin oleh Sultan Alauddin Riayat Syah Al-Mukammil yang dibantu dua orang laksamana, salah satunya Laksamana Tuanku Mahmuddin bin Said Al Latief yang merupakan suami Malahayati.

BACA JUGA:Malahayati Laksamana Perempuan Pertama di Dunia, Berasal Dari Aceh, Begini Spekterjangnya

BACA JUGA:5 Jenis Pinjaman Modal Usaha di Bank Mandiri, Limit 200 Juta Bunga Rendah, Karyawan Gaji Rp 2 Juta Simak Nih

Pertempuran berlangsung sengit dan dimenangkan pasukan Kesultanan Aceh.

Namun, Laksamana Tuanku Mahmuddin bin Said Al Latief suami Malahayati gugur dalam pertempuran tersebut.

Mengetahui suaminya gugur, Malahayati pun berjanji akan menuntut balas dan meneruskan perjuangan suaminya.

Sejak itulah, Malahayati dipercaya memimpin pasukan dan diberi gelar laksamana.

BACA JUGA:Mau Pinjam Lagi di Bank Mandiri Tapi Pinjaman Pertama Belum Lunas? Tenang, Begini Caranya

BACA JUGA:Bukit Kumbang di Bengkulu, Simpan Ratusan Kilo Emas Peninggalan Kerajaan Sriwijaya, Ini Lokasinya

Malahayati memimpin pasukan para janda yang suaminya gugur dalam medan peperangan.

Suatu ketika Malahayati memiliki kesempatan menantang Cornelis de Houtman pemimpin pasukan penjajah yang menewaskan suaminya.

Malahayati menggunakan senjata rencong sedangkan lawannya Cornelis de Houtman menggunakan pedang.

BACA JUGA:Pertamax Green 92 Bakal Gantikan Pertalite, Berapa Harganya?

BACA JUGA:Lengkap! Cara Tambah Daya Listrik Via PLN Mobile, Mudah dan Praktis

Malahayati berhasil membalakan dendam atas kematian suaminya. Cornelis de Hotman tewas setelah terkena sabetan rencong Malahayati.

Pertarungan bersejarah itu terjadi di geladak kapal Cornelis de Houtman pada 11 September 1599.

Pada tahun 2017 lalu, Presiden Joko Widodo memberikan gelar pahlawan nasional kepada Laksmana Malahayati.

BACA JUGA:Warem Menjamur di Bengkulu, Tindakan Tegas Pemerintah Ditunggu, Bupati Seluma: Ratakan Dengan Tanah!

BACA JUGA:Kabar Baik, PLN Beri Harga Diskon untuk Tambah Daya Listrik, Berlaku September 2023, Buruan!

Tidak hanya itu, berbagai tempat dan lembaga strategis Indonesia menggunakan nama Laksamana Malahayati.

Diantaranya nama pelabuhan laut Malahayati di Teluk Krueng Raya, Aceh Besar.

Kemudian salah satu kapal perang jenis Perusak Kawal Berpeluru Kendali kelas Fatahillah milik TNI Angkatan Laut juga dinamakan KRI Malahayati.

BACA JUGA:Antisipasi Kejadian Luar Biasa, Dua Daerah Rawan DBD di Bengkulu Diawasi, Ini nama Daerahnya

BACA JUGA:Kemarau di Bengkulu Tebar Ancaman, Harga Beras Naik, Tanaman Petani Layu, Terjadi Kebakaran Hutan

Tak ketinggalan di Bandar Lampung, terdapat kampus bernama Universitas Malahayati.

Pada tahun 2021, Pemerintah DKI Jakarta menjadikan nama Laksamana Malahayati sebagai nama salah satu jalan di ibu kota.

Nama Laksamana Malahayati menggantikan Jalan Inspeksi Kalimalang sisi sebelah utara.

BACA JUGA:Syarat dan Cara Mengajukan Pinjaman Tunai Tanpa Riba di Bank Mandiri Syariah

BACA JUGA:Maling Telur Puluhan Karpet, Pemuda di Bengkulu Selatan Diringkus Polisi Di Pasar Malam, Begini Kronologisnya

Perjuangan Laksamana Malahayati yang gigih melawan penjajah bersama pasukan Inong Balee atau para janda terhenti pada tahun 1606.

Saat pertempuran Inong Balee melawan Portugis di periaran Selat Malaka. Laksamana Malahayati gugur dalam peperangan itu.

BACA JUGA:Babak Baru Pengusutan DUgaan Korupsi DD Durian Seginim, Audit Inspektorat Selesai, Siapa Calon tersangka?

Sumber: dikutip dari berbagai sumber