Kejamnya Burung Kedasih: Telur Dibuang, Anak Inang Dimakan
![Kejamnya Burung Kedasih: Telur Dibuang, Anak Inang Dimakan](https://radarselatan.disway.id/upload/d2302e385c8bd6fe4a11116629642060.jpg)
Detik-detik anak kedasih membuang telur dan anak induk inangnya-istimewa-tangkapan layar youtube
Tetapi ada pula Kedasih yang membiarkan telur induk inang bersama telur miliknya. Setelah itu, induk pun pergi bebas, namun tetap memantau proses penetasan.
BACA JUGA:Ada 4 Burung Disebutkan dalam Alquran, Satu Diantaranya Hidup di Indonesia
Sifat curang dan licik Kedasih kembali terjadi. Jika telur kedasih terlebih dulu menetas, maka anak Kedasih akan membuang telur induk inang dan telur kedasih yang belum menetas.
Apabila telur induk inang lebih dahulu menetas, anak kedasih yang menetas kemudian hari, akan mengeluarkan anak inang dari sarang dengan cara mendorong menggunakan punggungnya yang kokoh dan kuat.
Proses ini tak luput dari pantauan sang induk. Jika sang anak tak mampu menyingkirkan pesaingnya, induk Kedasih akan turun tangan. Ada yang dibuang, ada pula yang ia makan.
BACA JUGA:Kisah Burung Hudhud, Sahabat Nabi Sulaiman yang Dilarang Dibunuh
Bagaimana jika ada dua anak kedasih? Hukum rimba berlaku. Siapa kuat, itulah yang hidup. Kedua anak kedasih akan saling menyingkirkan hingga dalam sangkar hanya ada satu.
Kejam memang. Tapi tujuannya adalah agar induk inang fokus membesarkan satu anak kedasih saja. Induk inang sendiri tak menyadari jika itu bukanlah anak kandungnya.
Begitulah sifat buruk dan licik Burung Kedasih yang memiliki ukuran tubuh dengan panjang sekitar 23 cm. Ia kerap bersembunyi di rimbunnya hutan atau semak.
Kedasih dewasa memiliki ciri warna abu-abu pada bagian kepala. Punggung, sayap dan ekor coklat keabu-abuan, serta tubuh bagian bawah merah karat.
Sedangkan burung masih muda memiliki ciri punggung coklat terang. Tubuh bagian bawah keputih-putihan dengan garis-garis hitam yang cukup lebar dan jelas pada seluruh bulunya.
Iris berwarna coklat, lingkar mata kuning, paruh hitam, dan kaki abu-abu.
BACA JUGA:Fakta Menarik Burung Namdur: Sang Arsitek yang Pandai Bergoyang Demi Memikat Betina yang Materialis
Di Hutan Tambora, burung kedasih biasa di sebut “tipetaha”. Suara yang lantang dan nyaring dengan wujud tidak tampak menjadi pemecah kesunyian hutan tambora.
Meski bersifat parasit, tentu kedasih memiliki peran dalam ekosistem alam. Salah satunya dalam rantai makanan.
Meski curang dan licik, Kedasih merupakan insektivora atau pemakan serangga. Keberadaanya berfungsi sebagai pengendali populasi serangga di dalam hutan.
Sumber: