Mengenal Nyamuk Penular Demam Berdarah

Mengenal Nyamuk Penular Demam Berdarah

Mengenal Nyamuk Penular Demam Berdarah-Istimewa-IST, Dokumen

BACA JUGA:MENGEJUTKAN! Pernyataan Kemenkes, El Nino Berpengaruh Terhadap Kasus DBD, Warga Bengkulu Siaga

Aktivitas menggigit nyamuk Aedes aegypti biasanya mulai pagi dan petang hari, dengan 2 puncak aktifitas antara pukul 09.00 -10.00 dan 16.00 -17.00.

Aedes aegypti mempunyai kebiasaan mengisap 48 darah berulang kali dalam satu siklus gonotropik, untuk memenuhi lambungnya dengan darah.

Dengan demikian nyamuk ini sangat efektif sebagai penular penyakit.

Setelah mengisap darah, nyamuk akan beristirahat pada tempat yang gelap dan lembab di dalam atau di luar rumah, berdekatan dengan habitat perkembangbiakannya.

BACA JUGA:Warga Seluma Meninggal Akibat DBD, Sempat Dirawat Dirumah Sakit, Warga Minta Segera Dilakukan Fogging

BACA JUGA:Kasus DBD di Bengkulu Selatan Terus Bertambah, Begini Kata Bupati Gusnan

Pada tempat tersebut nyamuk menunggu proses pematangan telurnya. Setelah beristirahat dan proses pematangan telur selesai, nyamuk betina akan meletakkan telurnya di atas permukaan air, kemudian telur menepi dan melekat pada dinding-dinding habitat perkembangbiakannya.

Pada umumnya telur akan menetas menjadi jentik/larva dalam waktu ±2 hari. Setiap kali bertelur nyamuk betina dapat menghasilkan telur sebanyak ±100 butir.

Telur itu di tempat yang kering (tanpa air) dapat bertahan ±6 bulan, jika tempat-tempat tersebut kemudian tergenang air atau kelembabannya tinggi maka telur dapat menetas lebih cepat.

Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus merupakan salah satu upaya dalam pencegahan DBD  yang dilakukan dengan 3 cara yaitu :

BACA JUGA:Dua Kasus DBD di Seluma, Satu Meninggal Dunia

BACA JUGA:Bebas Frambusia, Bengkulu Selatan Terima Penghargaan Menkes, Bupati: Rabies, Malaria dan DBD Masiah PR Kitau

1. Secara fisik melakukan 3 M (Menguras dan menyikat tempat penampungan air secara rutin, Menutup rapat semua tempat penyimpanan air, Memanfaatkan limbah barang bekas yang berilai ekonomis (daur ulang)),

2. Secara biologi dengan memelihara ikan pemakan jentik nyamuk pada penampungan air, menanam tanaman pengusir nyamuk dan

3. Secara kimiawi dengan menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, serta menggunakan insektisida pada nyamuk dewasa.

Ketiga cara pengendalian tersebut efektif mengurangi populasi nyamuk jika dilakukan bersamaan. (**)

Sumber: