Perhatian PT SBS Disesalkan Keluarga Iswandi Afindi

Perhatian PT SBS Disesalkan Keluarga Iswandi Afindi

Penyidik Polres Bengkulu Selatan melakukan identifikasi pascameledaknya mesin perebus kelapa sawit di PT SBS yang terjadi Jumat (21/10/2022) lalu-rezan okto wesa-raselnews.com

BENGKULU SELATAN, RASELNEWS.COM - Keluarga Iswandi Afindi (44), karyawan PT. Sinar Bengkulu Selatan (SBS), yang menjadi korban ledakan sterilizer (bejana bertekanan uap untuk merebus kelapa sawit), menyesalkan tidak adanya perhatian manajemen perusahaan pabrik CPO kelapa sawit tersebut.

Paman Iswandi, Jalius mengaku tidak ada perhatian dari manajemen PT. SBS untuk keluarga korban meninggal dunia.

Padahal pada ledakan sterilizer pabrik CPO tersebut, Jumat (21/10/2022), dua karyawan meninggal dunia. Yakni Iswandi Afindi, dan Muslimin (40), Kabupaten Rokan Ulu, Riau, yang berdomisili di asrama PT. SBS di Desa Nanjungan.

BACA JUGA:Selamat di Laka Maut Bus SAN, Meninggal Dunia di Pabrik PT SBS

Hingga Ahad (23/10/2022), Jalius mengaku manajemen PT. SBS belum mendatangi keluarga korban, khususnya keluarga Iswandi Afindi.

“Terus terang kami kecewa dengan PT. SBS. Sejak terjadi ledakan Jumat (21/10/2022) itu, hanya semalam (Sabtu malam, 22/10/2022) pihak PT. SBS datang, itupun karena ada ajakan doa tiga hari keponakan saya meninggal,” sesal Jalius.

Ia mengaku pihak keluarga secara langsung telah mempertanyakan hak korban dan keluarga akibat insiden yang terjadi.

Keluarga korban meminta agar PT. SBS bertanggung jawab penuh, sehingga dapat mengurangi duka yang dialami keluarga korban.

“Saat ucapan sambutan dalam doa bersama untuk almarhum, saya sudah sampaikan ke pihak PT. SBS agar tolong perhatikan hak korban. Karena keponakan kami bekerja untuk perusahaan dan perusahaan juga harus ada jaminan untuk korban,” ungkap Jalius.

BACA JUGA:Begini Kronologis Meledaknya Mesin Perebus Pabrik PT SBS Bengkulu Selatan

Jalius juga menilai meledaknya sterilizer pabrik CPO tersebut karena kurangnya perawatan. Ia juga curiga jika safety valve pipa uap dari boiler ke tabung sterilizer mengalami kerusakan yang mengakibatkan ledakan.

“Saya kebetulan telah 30 tahun lebih bekerja di PKS (pabrik kelapa sawit) milik BUMN. Alhamdulillah, belum sama sekali terdengar sterilizer meledak. Biasanya yang kerap meledak itu boiler. Ini terjadi bisa saja karena safety valve rusak, sehingga gas tidak bisa dibuang dan menumpuk dalam tabung sterilizer,” beber Jalius.

Jika ledakan yang menyebabkan dua karyawan meninggal karena kurangnya perawatan mesin, Jalius menilai pihak perusahaan sudah melalaikan standar operasional prosedur (SOP) produksi CPO.

Apalagi jika komponen lain dibiarkan tidak terawat, Jalius menyebut hal itu sama dengan mengabaikan nyawa karyawan.

BACA JUGA:BREAKING NEWS: Mesin Pabrik PT SBS di Bengkulu Selatan Meledak, 2 Orang Tewas

“Tabung sterilizer itu dapurnya pabrik CPO. Namanya dapur, harus bersih dan selalu dicek. Satu saja komponen rusak atau tidak berfungsi, maka akan sangat bahaya dampaknya. Tapi kami tidak perlu panjang lebar menyoroti teknis itu, yang kami butuhkan adalah perhatian dan tanggung jawab PT. SBS untuk keponakan kami beserta korban meninggal dunia lainnya,” tegas Jalius.

Terpisah, Koordinator Bagian Produksi dan Sipil PT. SBS, Jasmam Komim yang dikonfirmasi Rasel via telepon, Ahad (23/10/2022), masih enggan memberikan tanggapan terkait penyebab ledakan sterilizer pabrik CPO maupun kompensasi kepada pihak keluarga korban.

Ia mengaku kejadian ini perlu diselidiki lebih lanjut dan identifikasi yang panjang.

BACA JUGA:BREAKING NEWS: Ini Identitas Korban Tewas Mesin Pabrik Kelapa Sawit di Bengkulu Selatan Meledak

“Belum bisa (beri keterangan). Atau bapak silahkan ke pak Yesaya karena itu bagian legalnya,” singkatnya via telepon.

Hanya saja, Jasmam mengaku pihak perusahaan akan tetap bertanggung jawab dengan keluarga korban yang meninggal dunia. “Siap kami berikan (santunan),” tambahnya. (rzn)

Sumber: