Harga Gabah Rp4.200 Perkilogram, Petani: Tak Sebanding Biaya Produksi
ilustrasi petani sedang mimisahkan gabah dari pohonnya dengan cara tradisional-istimewa-disway.id
“Makanya kami minta peran serta pemerintah daerah dalam mendongkrak harga jual gabah padi ini. Kalau sawit bisa dinaikkan harganya, kenapa padi tidak ?,” tanya Bunhar.
BACA JUGA:Aduh..... ! 73 Ribu Penduduk Bengkulu Masih Miskin Ektrem, Gubernur: Angka Ini Sudah Turun
BACA JUGA:Dua Kasus DBD di Seluma, Satu Meninggal Dunia
“Kan lebih pokok beras daripada minyak sawit,” imbuhnya.
Tak hanya itu, Bunhar berpendapat bahwa minimnya harga jual gabah padi semakin memperngaruhi minta generasi muda untuk menanam padi.
Bahkan, bukan tidak mungkin kedepan lahan sawah diubah menjadi perkebunan sawit karena petani lelah dengan kondisi sekarang ini.
BACA JUGA:Tari Nombak Kerbau, Peninggalan Leluhur yang Akan Dipentaskan Pada Momen HUT Bengkulu Selatan
BACA JUGA:Kapolsek Warning Penyetrum Ikan di Sungai Kedurang
“Harusnya memang petani padi itu diprioritaskan, kalau hasil penjualan gabah menjanjikan. Kami yakin betul generasi muda mau turun ke sawah.
Ini sudah harga jual gabah rendah, pupuk mahal dan sulit ditambah lagi saluran irigasi kurang diperhatikan. Jadi dimana lagi daya tarik pertanian padi ini,” bebernya.
BACA JUGA:Olah Air Nira Kelapa Sawit Tua Jadi Gula Merah, Per Hektar Hasilkan Rp47 Juta
Maka dari itu, dirinya meminta Pimpinan Daerah Bengkulu Selatan terjun langsung ke sawah -sawah dan mendengarkan keluh kesah para petani padi.
Sebab jika hanya mendengarkan usulan lewat forum saja, para petani padi kadang enggan berbicara maupun memberi usul. Mereka trauma dan lebih dulu merasa pesimis. (rzn)
Sumber: petani bengkulu selatan