Bus Pengangkut WNI Korban Perang Sudan Kecelakan, Begini Nasibnya

Bus Pengangkut WNI Korban Perang Sudan Kecelakan, Begini Nasibnya

PERANG : Penampakan kota di Sudan saat terjadi perang yang menyebabkan WNI di sana dievakuasi-istimewa-raselnews.com

BENGKULU SELATAN, RASELNEWS.COM - Tragedi melanda bus pengangkut Warga Negara Indonesia (WNI) korban perang Sudan menuju tempat evakuasi.

Salah satu dari tujuh bus yang megevakuasi gelombang kedua WNI dari Sudan mengalami kecelakaan tunggal akibat jalan rusak di Atbarra.

BACA JUGA:Benarkah Kualitas Kopi Indonesia Kalahkan Kopi Brazil? Berikut Daerah Penghasil Kopi di Indonesia

BACA JUGA:Tak Terima Tagihan Indihome Naik, Karyawan Indomaret Dikeroyok Satu Keluarga

Akibatnya tiga WNI terluka dan sudah dirawat di rumah sakit di Port Sudan.

WNI yang terluka itu akan melanjutkan perjalanan ke lokasi evakuasi jika sudah mendapat izin dari dokter yang menangani.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan, selain insiden bus pengangkut WNI kecelakaan, ada 25 WNI yang tidak mau dievakuasi karena alasan keluarga.

BACA JUGA:Sidak Pasca Libur Lebaran 2023: 187 ASN Pemprov Bengkulu Tak Masuk Kerja, 4 Tanpa Keterangan

BACA JUGA:Pemutihan Pajak Kendaraan Mulai 1 Mei - 31 Agustus 2023, Berikut Syarat dan Cara Menghitung Pajak

Mereka memilih bertahan di kota yang menjadi saat itu menjadi ladang pertempuran.

Sedangkan gelombang kedua evakuasi sudah selesai pada Rabu (26/4/2023).

”897 WNI telah dievakuasi dari kota Khartum, Sudan,” kata Retno.

BACA JUGA:Pemutihan Pajak Kendaraan Mulai 1 Mei - 31 Agustus 2023, Berikut Syarat dan Cara Menghitung Pajak

BACA JUGA:Kendaraan Anda Mati Pajak? Buruan, 11 Provinsi Ini Berlakukan Pemutihan, Termasuk Bengkulu

Berdasarkan data terakhir Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Khartum menyebut ada 937 WNI di Sudan data ini evaluasi dari data sebelumnya yang disebut ada 1.209 WNI di Sudan.

Dari 937 WNI di Sudan sebanyak 897 WNI telah dievakuasi dalam dua gelombang yang dilakukan pemerintah sejak Minggu 23 April 2023. Ditambah 15 WNI mengungsi secara mandiri.

BACA JUGA:Di Sini, Indomaret Berubah Nama Menjadi Sekundang Indomaret

BACA JUGA:TEGAS! Pemkab Bengkulu Selatan Terapkan Denda Rp25 Juta Bagi Pembuat dan Penenggak Miras, Berlaku 1 Mei 2023

Seperti pada gelombang pertama, evakuasi gelombang kedua akan dilakukan dari Sudan ke Arab Saudi.

Kantor berita Arab Saudi, SPA, mengabarkan, sejak gelombang pertama evakuasi, Jeddah telah menerima 2.148 orang. Mayoritas adalah warga asing dari 62 negara dan sisanya warga Arab Saudi.

Sementara situasi di Sudan semakin mencekam, aksi penjarahan terjadi hampir disetiap sudut kota.

BACA JUGA:20 Tahun Duduk di DPRD Bengkulu Selatan, Politisi Partai Golkar Ini Buat Keputusan Mengejutkan

BACA JUGA:Meski Mantan Napi, Nama Mantan Bupati Seluma Ini Tetap Mencuat Jelang Pemilu 2024

Bank, toko perhiasan, hingga apotek jadi sasaran penjarahan. Beredar juga kabar salah satu pabrik tepung gandum di Khartum sudah terbakar.

Padahal tepung gandum merupakan bahan makanan pokok di Sudan. Dalam kondisi itu, nasib enam juta warga Khartum belum jelas, 45,5 juta warga Sudan telantar.

BACA JUGA:Mantab! Hari Pertama Ngantor, 90 Persen ASN Kaur Masuk, Sisanya???

BACA JUGA:Manager SPBU Tanjung Raman Klaim Kebakaran Murni Kelalaian Pengendara Motor

Sebagian warga Khartum dan Omdurnan, kota di tetangga Khartum, mengungsi. Sebagian lagi tetap tinggal.

“Sejauh ini di tempat tinggal kami masih aman dari pertempuran. Tidak tahu kalau besok,” kata Mahasen Ali, salah seorang warga Khartum. (**)

Sumber: dirangkum dari berbagai sumber